Kisah Sedih Gadis 13 Tahun, Kabur karena Dipaksa Nikah

Kamis, 19 Mei 2016 – 19:33 WIB
FG bersama adiknya. Foto: Metro Siantar/Jawa Pos Group


SIBOLGA – FG (13), bocah ABG ini punya keinginan kuat melanjutkan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi. Karenanya, dia terpaksa meninggalkan ibunya di Pekanbaru dan ikut bersama teman ibunya ke Nias. 

Wanita itu berjanji akan menyekolahkannya . Namun, ternyata berbohong. FG justru dipaksa menikah dengan pria pilihan wanita itu. FG dan adiknya yang berusia 5 tahun pun kabur dari Nias.

BACA JUGA: HEBOH! Dibawa Pulang dari Rumah Sakit, Hidung Jenazah Hilang

Peristiwa ini terungkap saat FG ditemukan warga di salah satu loket di Kota Sibolga, Sumut,  beserta adiknya berusia 5 tahun berinisial Ye, Rabu (18/5). 

Dia mengaku ingin balik ke tempat ibunya di Pekanbaru. Dia mengaku kabur setelah mengetahui akan dinikahkan oleh teman ibunya itu, yang dia panggil dengan sapaan tante.

BACA JUGA: RS Larang Wartawan Liput Ibu dan Anak yang Tertahan, Donatur pun...

FG mengisahkan bahwa atas izin ibunya bernama Dahlia Lahagu yang bekerja sebagai pemulung di Kota Pekanbaru, dia dijemput oleh tantenya yang kerap disapa Mak Putra Lahagu. 

Dia dijanjikan disekolahkan ke tingkat SMP di Kecamatan Mandrehe, Kabupaten Nias Barat, sekitar dua bulan lalu.

BACA JUGA: Kasihan, Guru Honorer Digaji Rp 75 Ribu Per Bulan

“Dulu tante itu (Mak Putra) jemput aku ke Pekanbaru. Dibilang sama mamaku mau disekolahkan aku di Nias. Makanya aku ikut bersama adikku. Kalau bapak sudah lama meninggal, sejak aku umur 8 tahun,” ujar FG, seperti diberitakan Metro Saintar (Jawa Pos Group) hari ini.

Sesampainya di Kecamatan Mandrehe, janji tantenya tersebut ternyata tidak dipenuhi. FG malah disuruh bekerja di ladang dan menyadap getah.

Bahkan, dia akan dinikahkan dengan seorang pria berumur 28 tahun warga Kabupaten Tapanuli Tengah (Tapteng). Mengetahui akan dinikahkan, FG sempat menolak, namun tak dapat berbuat apa-apa.

FG juga mengungkapkan bahwa sebelum kabur, dia sempat ditempatkan tantenya di kediaman pria yang bakal dinikahkan dengannya di Kelurahan Kalangan, Kabupaten Tapteng, selama seminggu. FG mengaku bahwa Mak Putra telah menerima uang sebesar Rp5 juta. Menurutnya, itu adalah jujuran, semacam berupa mahar sebelum melangkah ke jenjang pernikahan.

“Hanya seminggu aku di situ, lalu dikirim lagi. Kami naik kapal. Sampai di pelabuhan Gunungsitoli, baru berpikir aku untuk lari. Naik kapal lagilah aku balik ke Sibolga,” ucapnya.

FG akhirnya memutuskan untuk tidak kembali ke rumah Mak Putra dan memilih kabur. Dia mengatakan, sebelumnya dia memang sudah berkomunikasi dengan ibunya via telepon selular secara sembunyi-sembunyi ketika masih berada di Kecamatan Mandrehe.

“Pernah kutelepon mamakku, pakai telepon tante itu diam-diam waktu di rumah. Karena kalau dia tahu, bisa marah samaku. Disuruhnya kami lari saja daripada dijual. Naik kapal kami sama adekku ini, minta tolong sama orang kapal karena nggak ada uang kami,” ujarnya.

Namun, sesampainya di Sibolga, ia tidak memiliki ongkos untuk berangkat ke Pekanbaru hingga pihak loket yang ia datangi tidak berani membawanya ke Pekanbaru.

Beberapa warga yang mengetahui kesulitan yang tengah dihadapi FG, akhirnya membawa FG dan menyerahkannya ke Mapolres Sibolga agar pemulangannya ke Pekanbaru dibantu polisi.

Setelah pihak Polres Sibolga mengetahui kisah yang dialami FG dan adiknya perempuannya, akhirnya polisi memutuskan memulangkan FG ke Pekanbaru pada Kamis (19/5). 

Pihak Polres Sibolga akan bekerja sama dengan pihak Kepolisian Pekanbaru (Rengat), setelah sebelumnya berhasil menghubungi ibu FG melalui sambungan telepon dan mengarahkan ibu FG untuk menjemput kedua anaknya itu di kantor polisi Rengat.

“Sudah, jangan takut ya. Malam ini tidur di sini saja dulu, karena malam ini tidak ada mobil. Besoklah berangkat (hari ini, red), besok pagi baru ada mobil. Kalau lapar lagi nanti, bilang ya, Nak,” ucap salah seorang petugas SPK Polres Sibolga yang sebelumnya telah memberi mereka berdua makan. (dh/arr/sam/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Lihatlah Ini, Polisi Pegang Senjata, Merayap


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler