Kisah Sedih Mbah Poniman, Beruntung Banyak Warga yang Baik Hati

Minggu, 15 Agustus 2021 – 14:25 WIB
Poniman dibawa dan dirawat ke Rumah Pelayanan Sosial Lansia Pucang Gading Semarang. Foto: IG @ganjarpranowo

jpnn.com, SEMARANG - Hanya berselang beberapa jam setelah dikunjungi Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Provinsi Jawa Tengah Harso Susilo, akhirnya Poniman (68) salah seorang warga penerima Kartu Jateng Sejahtera langsung dievakuasi ke Rumah Pelayanan Sosial Lansia Pucang Gading Semarang, Sabtu (14/8/2021).

Diberitakan sebelumnya, Poniman menjadi salah satu penerima bantuan Kartu Jateng Sejahtera (KJS) dalam rangka Hari Jadi ke-71 Provinsi Jawa Tengah.

BACA JUGA: 5 Berita Terpopuler: Menlu Retno Beri Kabar Gembira, Sepak Terjang WNA China di Indonesia, Pak Ganjar Kirim Surat

Selama ini, pria renta itu memang hidup sebatang kara. Dia juga mengalami kelumpuhan setahun terakhir.

Hidupnya hanya mengandalkan belas kasihan warga dan tinggal menumpang di sebuah bedeng yang gotong royong dibuatkan oleh warga Kelurahan Karanganyar Gunung, Candisari Kota Semarang.

BACA JUGA: Cerita Prajurit TNI AD Rawat Nenek Sebatang Kara di Papua

Untuk mencapai gubug Poniman, bahkan harus melalui jalan kecil, yang terhimpit rumah warga. Setelah berjalan kurang lebih tiga meter, bedeng yang ditempati Poniman terlihat sangat sederhana.

Berukuran sekitar 3x2 meter, dinding bedeng yang di tempati Poniman terbuat dari lembaran kayu. Atapnya dari seng.

BACA JUGA: Terima Kasih Pak Ganjar Sudah Peduli pada Warga Kami

Di dalamnya, ada sebuah dipan berlapis karpet, tempatnya berbaring. Sementara kamar mandi ada di sebelah kiri bedeng.

Menurut seorang warga bernama Nardianto, bedeng terletak di lahan milik warga. Sejak kecil, Poniman memang tinggal di wilayah tersebut. Dia diangkat anak oleh seorang warga.

Namun, semenjak keluarga angkatnya meninggal dia akhirnya kehilangan tempat bernaung. Poniman kemudian bekerja serabutan sebagai penjaga rumah kosong dan buruh.

"Sudah sejak setahun ini Poniman mengeluh sakit di boyok (punggung). Kalau dibuat duduk mengeluh sakit," ujarnya.

Oleh karenanya warga berinisiatif untuk iuran membantu Poniman. Warga setiap hari bergiliran memberi makan Poniman.

Selain itu, warga pun beriur untuk membayar seorang perawat. Setiap kepala keluarga beriur Rp 12 ribu per bulan.

"Yang merawat Poniman ya saya, setiap hari saya mengambil makanan dari warga kemudian saya antarkan. Lalu kalau dia mau mandi saya bopong. Kalau buang kotoran, saya yang buang dan bersihkan," ujarnya Nurdianto.

Kepala Panti Pelayanan Sosial Anak Mandiri Erry Raharjono mengatakan evakuasi Poniman menuju fasilitas pelayanan lansia di Pucang Gading, dilakukan pada Sabtu sore. Sebelum dipindahkan, Poniman terlebih dahulu menjalani tes Covid-19.

"Selanjutnya akan dipenuhi kebutuhan dasar mulai dari makan, ada layanan konseling, senam sehat, makanan tambahan berupa puding dan pakaian," jelasnya.

Poniman sebelumnya adalah penerima manfaat Kartu Jateng Sehat (KJS). Saat penyaluran kedua, yang dilakukan Kepala Dinsos Jateng Harso Susilo, pun meminta Poniman dirawat di panti sosial milik pemprov.

"Nanti Pak Poniman akan dirawat sampai seterusnya. Semisal punya umur panjang ya selama itu akan dirawat," imbuhnya.

Erry mengatakan hingga saat ini terdapat 87 penghuni rumah pelayanan lansia sosial di Pucang Gading. Dari jumlah itu, 33 di antaranya perlu penanganan lebih lanjut karena faktor usia dan keterbatasan gerak.

"Kalau untuk KJS nya Pak Poniman akan dialihkan ke orang lain. Karena di sini sudah dipenuhi dan disupport kehidupan sehari-hari," pungkas Erry. (flo/jpnn)

Jangan Sampai Ketinggalan Video Pilihan Redaksi ini:


Redaktur & Reporter : Natalia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler