Kisah Sedih Pasutri Cleaning Servis yang Anaknya Diperlalukan Bak Pembantu

Jumat, 10 Juli 2015 – 09:15 WIB
Ilustrasi.

jpnn.com - DARI luar, Donjuan (bukan nama sebenarnya), 40, tampak sebagai pria yang baik dan sabar. Tapi, kalau dua anaknya ditanya, ya beda lagi. Buktinya, dua anak pria asal Kedungbaruk tersebut malah sangat takut pada Donjuan. Ternyata, keduanya diperlakukan seperti pembantu di rumah sendiri.

Saking takutnya pada Donjuan, keduanya, sebut Mira, 15, dan Dimas, 10, memilih mondok di daerah Malang. Keputusan tersebut tentu mengagetkan Karin (juga nama samaran), 37, ibu mereka sekaligus istri Donjuan. Sebab, selama ini Karin tidak pernah melihat Mira dan Dimas meminta sesuatu yang membuatnya tercengang.

BACA JUGA: Pakde Karwo: 10 Persen Sisanya Brintik-brintik sedikit, Tidak Ada Jeglongannya

Sebulan lalu Mira dan Dimas merayu supaya Karin mau memondokkan mereka. “Saya shock waktu anak-anak minta

mondok,” kata Karin di sela pendaftaran gugatan cerai di Pengadilan Agama Surabaya, Jalan Ketintang Madya, kemarin (9/7).

BACA JUGA: Barang Elektronik di 3 Dusun Rusak Masal, Ibu-ibu Sandera Para Petugas PLN

Sebagai ibu, Karin heran pada keputusan anaknya tersebut. Selain alasannya tak jelas, dia emoh berpisah dari mereka. Toh, biasanya, anak-anak di bawah 15 tahun tidak mau jauh dari orang tua mereka. Mereka juga belum bisa mandiri. Justru keduanya ingin mondok.

“Saya tidak tega. Saya tidak mau jauh dari anak-anak,” ungkap cleaning service di salah satu gedung di kawasan Jalan Basuki Rahmat tersebut.

BACA JUGA: Ketahuan Selingkuh dengan Anak Buah, Pejabat Kabupaten Dijadikan Staf Biasa

Awalnya, Mira dan Dimas tidak mau mengatakan apa- apa. Keduanya hanya minta Karin mengantarkan dan mendaftarkan mereka di pondok pesantren di kawasan Singosari, Malang. Karin memaksa dan akhirnya terkuak alasan mereka ingin mondok

Menurut Karin, anak-anaknya itu trauma pada sikap Donjuan yang sering marah. Memang berkali-kali Donjuan bertengkar dengan Karin. Alasannya pun tidak jauh-jauh dari urusan rumah tangga, yakni ekonomi. Karin merasa bahwa gaji Donjuan kurang, sementara Donjuan tidak bisa memberikan lebih karena juga berprofesi sebagai cleaning service

“Suami istri bertengkar itu wajar, tapi ternyata anak-anak melihat dan trauma,” katanya.

Meski mereka sering ber- tengkar, Karin menyangka bahwa suaminya itu baik. Sebab, dia tidak pernah meli- hat Donjuan marah pada anak-anaknya. Ternyata, dari ungkapan kedua anaknya, di luar sepengetahuannya, Donjuan sering marah dan memperlakukan dua anaknya sebagai pembantu. 

Jika Karin pulang malam, Donjuan menyuruh anaknya menyapu dan mencari uang di jalan. “Saya tidak menyangka bahwa suami mengeksploitasi anak seperti itu,” ujarnya. (*/c1/mas/jee)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... DUARRR...Ledakan Terjadi di Mal Alam Sutera, Polisi Masih Investigasi


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler