Kisah Suami yang 7 Kali Lebaran Ditangkap, Istri Menyembah Satpam

Jumat, 15 Juli 2016 – 05:53 WIB
Ilustrasi. FAJAR/RADAR SURABAYA

jpnn.com - Tujuh Kali Lebaran Suami Ditangkap, Istri Menyembah Satpam

Orang bisa kapan saja mendapatkan hidayah. Bahkan secara tiba-tiba. Begitu pula Donwori, 49, yang tobat jadi maling baju usai digugat cerai istrinya, Karin. Donwori berjanji tidak akan mencuri baju di mal-mal di hadapan mediator.

BACA JUGA: Jumlah Kendaraan Arus Balik Terus Menurun

Sudah tujuh kali lebaran, Donwori ditangkap oleh satpam mal. Namun, nasib mujur selalu menghampiri dirinya. 

Pihak mal maupun toko tempat dia mencuri selalu membebaskannya lantaran sang istri, Karin, 45 meminta maaf dan menyembah-nyembah pada pemilik toko dan satpam mal. 

BACA JUGA: Di Depan Risma, Wali Kota Ini Sentil Seluruh Pejabatnya

Terkadang, Karin sampai rela menjadi pembantu atau tukang bersih mal untuk menghapus kesalahan Donwori. 

Tak mau mengulangi masa-masa kelam tersebut, sebelum puasa atau sekitar bulan Juni, Karin mengancam Donwori dengan cara mengajukan gugatan cerai di Pengadilan Agama (PA), Klas 1A Surabaya. 

BACA JUGA: TOP! Wali Kota Surabaya Berbagi Pengalaman Memajukan Kota

Namun, Kamis(14/7), Karin mencabut gugatan cerainya karena ketika lebaran tiba, Donwori berubah sangat baik. Dia tidak melakukan tindakan pencurian sama sekali. 

“Alhamdulillah. Hidayah turun usai saya menggugat cerai suami,” kata Karin dengan wajah sumringah. Meskipun sudah mencabut gugatan cerainya, Karin tak percaya begitu saja. 

Karin meminta Donwori berjanji di atas kertas bermaterai dan disaksikan para mediator untuk tidak mengulangi aksi malingnya lagi. 

Bila tidak, Karin akan mengajukan gugatan cerai dan bakal mengambil alih semua harta warisan suami. “Trauma saya kalau dia sudah ditangkap satpam. Diancam ke polisi, terus saya minta maaf sambil nyembah-nyembah. Isin rek (malu, Red),” tandas warga Kedinding tersebut. 

Karin menceritakan beberapa pengalamannya ketika dia harus menggantikan kesalahan sang suami. “Biasanya seminggu atau dua minggu sebelum lebaran, suami mulai mencuri di mal atau toko-toko. Terus dijual lagi di pasar dengan harga murah,” kata Karin. 

Memang selain membuka toko pracangan di rumah, Donwori dan Karin menjual berbagai peralatan rumah tangga di pasar di kawasan Surabaya Utara. Maka dari itu, sangatlah mudah mendistribusikan barang-barang hasil curiannya. 

“Lumayan lho. Tanpa modal, bisa meraup untung sampai Rp 20 jutaan,” tandas dia. 

Uang dari hasil curian itu akhirnya dibagikan ketika hari lebaran tiba. Sayangnya, Karin justru tak bisa menikmati dengan tenang lebaran. 

Dia harus merasakan tugas jadi cleaning service di tempat korban pencurian suami. “Rasane awak kok ndak (Rasanya aku tidak, Red) tenang tiap tahun. Semoga lebaran tahun depan lebih tenang dan membahagiakan,”  harap ibu dua anak itu. (umi hany/no)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Izin Alokasi Lahan Lambat, Wali Kota Ini Ngadu ke Gubernur


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler