jpnn.com - BATAM - Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini berkunjung ke Kantor Wali Kota Batam, Kamis (14/7) sore. Kunjungan wanita yang akrab disapa Risma ini merupakan agenda penandatanganan nota kesepakatan antara Pemko Surabaya dan Pemko Batam diberbagai hal.
Diantaranya teknologi dan informasi, manajemen perkotaan, penanganan trafiking perempuan dan anak, kebudayaan dan pariwisata, pengelolaan potensi pangan hingga mengatasi pemasalahan sampah.
BACA JUGA: Izin Alokasi Lahan Lambat, Wali Kota Ini Ngadu ke Gubernur
Di depan Wali Kota Batam, Muhammad Rudi, Wakil Walikota Batam Amsakar Achmad serta seluruh SKPD Batam, Risma berbagi ilmu dan pengalaman dalam mengelola Kota Surabaya.
Sebab untuk memajukan Kota Surabaya, tak perlu anggaran yang besar, namun ada keinginan dari pemerintah untuk memajukannya.
BACA JUGA: Sampah Belum Diangkut, Anak-Anak Mulai Terjangkit Diare dan Muntaber
"Anggaran kami sedikit, namun cukup. Malahan, pembangunan proyek pembangunan jalan sering kita lebihkan. Contohnya pembangunan jalan yang hanya 400 meter, kita jadikan 600 meter," kata Risma di aula lantai 5 Pemko Batam seperti dikutip dari batampos (Jawa Pos Group).
Dalam melakukan suatu pekerjaan dirinya tak hanya memerintah, namun juga turun langsung mengontrol pekerjaan itu. Bahkan tak segan-segan bekerja langsung, seperti menyapu jalanan.
BACA JUGA: Mikhael Arbol: MTB Harus Bebas KKN
"Menyapu jalanan itu harus sabar. Saya belajar menyapu jalanan itu dari petugas. Ternyata kalau tak sabar, tugas itu tak akan selesai. Kadang saat sampah sudah terkumpul ada kendaraan lewat atau angin kencang, kemudian sampah kembali berserakan. Namun ada cara khusus agar bisa membersihkannya," jelas Risma.
Dikatakannya, Surabaya memiliki 2 juta penduduk hanya ada 600 petugas kebersihan. Dulunya petugas kebersihan itu mencapai 1.700 orang, namun karena dianggap banyak yang santai, akhirnya ia memangkas hingga 600 orang. Ratusan petugas kebersihan itu pun harus bekerja ekstra selama delapan jam.
"Kerja bukan ngangkut sampah saja, namun juga membersihkan sampah dari selokan. Surabaya tak hanya bebas sampah namun juga bebas dari pasir jalanan. Kalau petugas kebersihan untuk Batam, saya rasa terlalu banyak karena sampai 1.300 orang. Harus dipangkas," jelas Risma.
Untuk bisa memajukan sebuah daerah, pemerintah daerah harus banyak belajar dari kota-kota lainnya. Tak hanya belajar, kepala daerah juga harus mempraktikkan langsung hal yang didapat jika dianggap bisa memajukan kota.
"Saya belajar melihat dan mendengar dimana saja. Tak mesti di kota maju. Namun yang perlu saya tekankan, penggunaan anggaran harus diefesienkan," jelas Risma.
Di Kota Surabaya biaya pendidikan, kesehatan hingga ambulan gratis untuk masyarakat. Bahkan, Pemkot Surabaya menyiapkan makanan untuk para lansia, serta pengobatan gratis setiap bulannya.
"Saya mencoba memberikan yang terbaik untuk masyarakat. Bahkan, untuk pembuatan akte, tanda kematian dan SIUP TDP bisa daftar lewat hape. Nanti setelah tiga hari, petugas kita lah yang mengantarkannya ke rumah warga," jelas Risma.
Menurut dia, untuk menjaga kualitas para pegawainya, ia tak lupa memberikan insentif. Besaran insentif tergantung dari Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Surabaya. Hal itu dilakukan agar para pegawai bisa semangat bekerja. Dan yang paling penting terhindar dari yang namanya korupsi.
"Insentif tergantung kenaikan PAD. Dan sebelum memberikan insentif saya juga presentasi dengan KPK apakah insetif yang diberikan berlebihan atau tidak," imbuh Risma.
Karena itu, lanjut Risma, tak satupun proyek yang ada di Surabaya dikerjakan oleh pihak asing.
"Tak satupun pekerjaan di Surabaya dikerjakan asing," sebutnya.(she/ray/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Anak Buah Terlibat Pembalakan Liar, Kepala Ditpam Diperiksa Polisi
Redaktur : Tim Redaksi