Kisah Sukses Winarti Buka Warung Rica-rica Entok, Pedas!

Kamis, 21 Juni 2018 – 00:30 WIB
Winarti menghidangkan menu rica-rica menthok ekstrapedas yang melegenda. Foto: Asta Yanuar/Radar Ponorogo/JPNN.com

jpnn.com - Warga Ponorono, Jatim, sudah akrab dengan warung milik Winarti di Desa Dasun, Kecamatan Sampung, dengan menu khas yakni rica-rica entok, atau ada juga yang menyebut menthok.

Belum Lebaran rasanya kalau tak mampir di warung legendaris itu. Di balik kesuksesan warung penjaja makanan ekstrapedas itu tersimpan perjalanan panjang Winarti membangun bisnis kuliner. Dari semula warung kecil 4x6 meter berdinding gedhek bambu.

BACA JUGA: Harap-harap Cemas Honorer K2 Menunggu 23 Juli

NUR WACHID, Ponorogo

WARUNG di Jalan Raya Sampung siang itu dipenuhi wajah-wajah berkeringat penikmat santapan pedas khas Dasun. Di antara padatnya pengunjung yang duduk lesehan dan berkelompok kecil bersama keluarganya masing-masing, Winarti terlihat kewalahan meladeni.

BACA JUGA: Putri Mentaya, Umur Sehari Hendak Diajak Mudik Naik Kapal

Di ruang depan itu, dia dibantu empat pekerja dengan tugasnya masing-masing. Ada yang menyiapkan nasi di piring. Ada pula yang mengantar pesanan ke meja pengunjung. Ada sendiri yang meringkas piring di meja pengunjung dibawa ke belakang.

Berjalan ke belakang tampak puluhan pekerja sedang sibuk di dapur. Halaman belakang yang cukup luas itu dijadikan dapur untuk memasak. Para pekerja terlihat tidak kepanasan karena atapnya didesain untuk mengatur sirkulasi udara.

BACA JUGA: Muslim Nge-Friend di Era Strawberry Generation

Berbagai perabot tertata rapi di rak yang ada di sebelah timur. Di sudut selatan, tampak beberapa orang tengah mencincang bulu entok. Semua dikerjakan dengan manual.

Di serambi belakang hingga ruang tengah dipenuhi bahan-bahan sayuran. Mulai bawang merah, bawang putih, mentimun, jahe, hingga garam.

‘’Untuk meracik bumbu, saya sendiri yang menangani,’’ kata Winarti, pemilik Rumah Makan Rica-Rica Menthok Dasun.

Rica-rica menthok olahan Winarti melegenda di kalangan pencinta kuliner. Awalnya dari hobi masak, Winarti coba-coba membuat rica-rica menthok. Hasil masakannya diantar ke tetangga sekitar.

Mendapat sambutan hangat karena rasanya yang menggoyang lidah, akhirnya Winarti membulatkan tekad membuka warung rica-rica. Warung yang dia dirikan semula kecil dan berdinding gedhek bambu.

Waktu itu dia hanya mampu menjual seekor entok. Seiring berjalannya waktu, rica-rica menjadi primadona warga setempat. Jumlah entok yang dihabiskan dalam seharinya bertambah banyak. ‘’Alhamdulillah banyak yang suka,’’ lanjutnya.

Kemampuan Winarti dalam mempertahankan citarasa rica-rica patut diacungi jempol. Terbukti varian menu rica-rica mulai tidak pedas, pedas, dan ekstrapedas hingga sekarang masih diburu pelanggan.

Hanya dalam waktu empat tahun dia berhasil menyulap warung gedhek-nya itu menjadi rumah makan permanen. Kini, dalam sehari harus menyembelih 50 ekor entok untuk mencukupi permintaan pengunjung. Jumlah itu meningkat tiga kali lipat saat Lebaran.

Bahkan rumah makannya sampai tidak mampu menampung pengunjung yang datang. ‘’Katanya, kalau belum ke sini itu rasanya belum Lebaran,’’ tutur nenek tiga cucu itu.

Resep rahasia racikan Winarti diturunkan kepada ketiga anaknya. Mereka dipercaya mendirikan cabang di berbagai wilayah di daerah setempat. Mulai Kalimalang, Balong, dan Condong. Varian menu rica-rica yang paling diminati para pengunjung adalah ekstrapedas.

Tidak heran, jika para pengunjung terlihat lahap saat menyantap rica-rica Dasun. Sensasi pedasnya selalu bikin ketagihan. *** (c1/fin

BACA ARTIKEL LAINNYA... TBM Untuk Merangsang Budaya Baca Masyarakat Banemo


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler