TBM Untuk Merangsang Budaya Baca Masyarakat Banemo

Selasa, 19 Juni 2018 – 07:43 WIB
Hafid Sahil (paling kanan) bersama beberapa pelajar di rumah baca kebanggaan warga Desa Banemo, Patani Barat, Sabtu (19/5). Taman baca ini didirikan secara swadaya oleh masyarakat. Foto: WAHYUDIN MAJID/MALUT POST/JPNN.com

jpnn.com - Menimba ilmu di salah satu kota pendidikan membuka mata Hafid Sahil. Ketika kembali ke kampung halaman, ia bertekad menjadikan membaca sebagai bagian dari aktivitas sehari-hari masyarakat.

WAHYUDIN MAJID - Halmahera Tengah

BACA JUGA: Males di Rumah, Tiga Anak Pilih Main ke Polsek

Sejak 2014, usai menyelesaikan pendidikannya di Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang, Hafid Sahil gelisah. Di Malang, ia terbiasa mendapatkan sumber bacaan dari berbagai tempat. Namun hal serupa sulit ditemuinya di kampung halamannya di Desa Banemo, Kecamatan Patani Barat, Halmahera Tengah.

Sebagai anak muda terpelajar, pemuda 25 tahun ini merasa terpanggil. Ia harus melakukan sesuatu. Hafid pun memutuskan mendirikan Taman Baca Masyarakat (TBM).

BACA JUGA: Arya Noble Luncurkan Taman Baca Jendela Dunia

TBM impiannya baru terwujud pada September 2017. Pembangunan dilakukan usai diskusi panjang lebar dan mendapat dukungan penuh masyarakat, pemuda, dan pelajar. Semuanya dilakukan serba swadaya.

“Ide bangun TBM berawal dari hobi membaca, dan termotivasi dari Kota Malang yang memiliki kesadaran bangun TBM,” ungkap Hafid yang juga Ketua Panitia Pengawas Pemilu Kecamatan Patani Barat ini.

BACA JUGA: Genjot Minat Anak dengan Taman Baca

Warga pun mulai menyumbang dalam pembangunan. Ada yang menyumbangkan papan, atap “yotof” (daun rumbia, red), hingga uang tunai Rp 50 ribu dan Rp 100 ribu. Para pemuda yang gotong royong mengerjakannya di bawah koordinasi Hafid. Rumah baca didirikan di atas tanah milik sekolah yang dengan sukarela dipinjamkan. “Warga saja yang “nyumbang”, pemerintah desa belum,” kata Hafid, Sabtu (19/5).

Saat didatangi Malut Post (Jawa Pos Group) akhir pekan itu, Hafid dan lima anak tengah asyik menikmati bacaan di rumah baca tersebut. TBM tersebut berbentuk rumah panggung dengan teras mungil. Ukurannya hanya 2 x 2 meter. Di dalamnya terdapat rak-rak berisi puluhan buku beragam genre hasil sumbangan masyarakat.

“Bukunya tergolong masih sedikit. Masih butuh banyak jika ada yang mau menyumbangkan buku,” tutur Hafid.

Meski buku-buku yang ada belum terlalu banyak, anak-anak di Banemo sudah antusias memanfaatkan rumah baca itu. Ada yang sekadar membaca, ada pula yang datang untuk mengerjakan tugas sekolah.

“Saat ini ada buku pelajaran sekolah, novel, sampai buku-buku umum,” sambungnya.

Beberapa mahasiswa asal Banemo kerap datang untuk belajar bersama dengan anak-anak jika ada waktu. Tokoh masyarakat di sana juga memiliki kesadaran yang sama untuk berbagi ilmu.

“Kami di TBM ini tidak mengenal waktu, baik siang maupun malam tetap dibuka untuk para peminat baca," kata Hafid.

Saat ini, selain menambah koleksi buku, Hafid dan pemuda-pemuda Banemo juga bertekad membuat arena edukasi.

“Arena ini untuk bermain anak usia dini agar lebih nyaman membaca di lingkungan taman baca masyarakat,” terang putra pasangan Sahil dan Hawa itu.

Menurut Hafid, tujuan mendirikan TBM adalah merangsang timbulnya budaya baca bagi masyarakat Banemo. Ia tahu betapa menyiksanya ketika timbul keinginan membaca namun tak ada sumber bacaan berkualitas yang dapat digunakan.

“Karena itu kami akan terus tambah buku. Supaya tugas yang diberikan kepada pelajar di sekolah materinya bisa dengan mudah didapat di TBM ini juga,” ujarnya.

TBM Banemo sendiri kini telah menjadi langganan mencari sumber bacaan tak hanya bagi warga Banemo sendiri. Para pembaca juga datang dari desa tetangga seperti Maliforo di Patani Utara serta Bobane Indah dan Moreala di Patani Barat.

“Saya termasuk yang merasakan manfaat TBM ini. Semoga ke depan koleksi bukunya bisa ditambah agar minat baca di sini kian meningkat,” ungkap Irfan Ahmad, pembaca asal Maliforo.(wmj/kai)


Redaktur & Reporter : Friederich

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler