Kisah Sunan Ampel Datang ke Jawa, Kehancuran Champa & Kebaikan Prabu Brawijaya

Minggu, 03 April 2022 – 23:40 WIB
Ali Rahmatullah atau Raden Rahmat yang lebih dikenal dengan Sunan Ampel. Ilustrasi: Sultan Amanda/JPNN.com

jpnn.com - Sejarah penyebaran Islam di Nusantara, khususnya Jawa, tak bisa dilepaskan dari peran Wali Songo atau Wali Sanga. Di antara sembilan wali itu ada Sunan Ampel.

Kisah mengenai Sunan Ampel, baik itu dalam bentuk historiografi maupun cerita tutur, tersebar di banyak tempat dan masih bertahan hingga kini. Nama aslinya ialah Ali Rahmatullah atau Raden Rahmat.

BACA JUGA: Ini Salah Satu Bangunan Peninggalan Wali Songo, Sudah Ada Sejak Abad ke-16

Sebutan Sunan Ampel itu merupakan buah dari keputusan Kerajaan Majapahit mengangkatnya  menjadi imam di Surabaya dan wali di Ngampeldenta.

Agus Sunyoto dalam bukunya yang berjudul Atlas Wali Songo (2016) mencatat Ngampeldenta sebagai salah satu pusat pendidikan Islam dan pencetak para ulama/wali yang kelak menyebarkan agama itu hingga ke penjuru Nusantara.

BACA JUGA: KH Ahmad Baso: Nasionalisme jadi Strategi Jitu Wali Sanga Merangkul Semua Kalangan

Sunan Ampel lahir di Kerajaan Champa. Dia merupakan putra ulama besar Syekh Ibrahim as-Samarkandi.

Syekh Ibrahim diyakini berasal dari Samarkand yang kini termasuk dalam wilayah Uzbekistan. Dia menikahi Dewi Candrawulan yang merupakan putri Raja Champa.

BACA JUGA: Masjid Sunan Ampel Jadi Tempat Berkumpulnya para Wali

Dari perkawinan itulah Ali Rahmatullah atau Raden Rahmat. Sekitar 1440 M, Raden Rahmat ikut ayahnya menuju tanah Jawa untuk menemui bibinya, Dewi Darawati, yang dikawini Raja Majapahit.

Sebelum ke Jawa, rombongan Syekh Ibrahim singgah di Palembang. Di bekas ibu kota Kerajaan Sriwijaya itulah Syekh Ibrahim as-Samarkandi memperkenalkan Islam kepada Adipati Palembang Arya Damar.

"Arya Damar kemudian memeluk Islam secara sembunyi-sembunyi dan mengganti namanya menjadi Ario Abdillah," tulis Agus Aunyoto.

Syahdan, rombongan dari Champa melanjutkan perjalanannya ke Jawa. Mereka mendarat di sebelah timur bandar Tuban yang disebut Gisik (sekarang Desa Gisikharjo, Kecamatan Palang, Kabupaten Tuban).

Setelah enam tahun kepergian Raden Rahmat dari Champa, atau tepatnya pada 1446, negeri itu luluh lantak diserbu Vietnam. Kini Champa tinggal nama dalam cacatan sejarah, sedangkan bekas wilayahnya masuk Vietnam dan Kamboja.

Pada saat tanah kelahirannya hancur, Raden Rahmat justru diterima baik di lingkungan Kerajaan Majapahit. Prabu Brawijaya melarangnya kembali ke Champa yang sudah rusak akibat kalah perang.

"Atas kebaikan Raja Majapahit itu, Raden Rahmat beserta keluarga diberi izin tinggal di wilayah Ngampeldenta," demikian tertulis di buku karya Agus Sunyoto.(mar4/jpnn)

Artikel ini sudah tayang di jateng.jpnn.com dengan judul Kisah Sunan Ampel, Tiba di Tanah Jawa, Lalu Kerajaan Champa Runtuh


Redaktur & Reporter : Antoni

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler