jpnn.com, BANJARMASIN - Umah Islam di Kalimantan Selatan sangat kehilangan sosok KH Zuhdiannor atau akrab disapa Guru Zuhdi yang meninggal dunia pada Sabtu, 2 Mei 2020.
KH Ahmad Zuhdiannor atau Guru Zuhdi adalah ulama yang sangat disegani dan dihormati di Kalimantan Selatan.
BACA JUGA: Berita Duka: Guru Zuhdi Meninggal Dunia
Guru Zuhdi lahir di Banjarmasin pada 10 Februari 1972. Banyak kisah kewalian dan karomah dari Guru Zuhdi.
Beragam kisah kewalian Guru Zuhdi di antaranya dituturkan beberapa murid Guru Zuhdi saat datangnya Habib Abdullah Ba'alawy dari Yaman beberapa tahun lalu.
BACA JUGA: Ide Pak Ganjar yang Satu ini Bikin Warga Jateng Makin Bangga Padanya
Saat itu, Habib Abdullah Ba'alay disebut-sebut diutus langsung para wali dari Yaman untuk bersilaturahmi kepada Wali asal Kalimantan yakni Guru Zuhdi.
Habib Abdullah Ba'alawy juga sempat menangis terharu ketika mengikuti pengajian malam Minggu di Masjid Jami Banjarmasin.
BACA JUGA: 5 Berita Terpopuler: Guru PNS Tidur-tiduran Tetap Digaji, Adegan Ciuman di TVRI, TKA Tiongkok
"Waktu itu Habib Abdullah bercerita dirinya diutus langsung ke Banjarmasin oleh para Wali dari Yaman. Para wali Yaman ini diutus langsung Kanjeng Nabi Muhammad SAW," ujar salah satu santri Guru Zuhdi pada ngopibareng.id. Wallahu a'lam.
Para habib serta para wali dari beragam negara konon juga pernah sowan ke Guru Zuhdi di Banjarmasin. Mereka biasanya Sowan ke Guru Zuhdi dan selanjutnya berziarah ke makam Abah Guru Sekumpul.
"Ana ke sini disuruh di majelis ente karena disuruh, sambil menunjukkan foto Abah Guru Sekumpul," ujar Habib Umar, salah satu Habib yang juga diyakini sebagai Wali, seperti dituturkan salah satu santri Guru Zuhdi.
Selama ini Guru Zuhdi juga dikenal sebagai Kiai Nyentrik. Selain mengaji dan berdakwah juga sangat dekat dengan beberapa klub sepak bola di Kalimantan Selatan seperti Barito Putera. Guru Zuhdi juga aktif menjadi anggota pemadam kebakaran di Banjarmasin.
Guru Zuhdi adalah putra dari KH Muhammad bin Jafri dan Hj Zahidah binti KH Asli. Ayah Guru Zuhdi adalah ulama paling berpengaruh di Banjarmasin. Sedangkan kakeknya, KH Asli, adalah ulama paling disegani di Alabio.
Pendidikan formal Guru Zuhdi hanya ditamatkan hingga Sekolah Dasar. Selanjutnya dia belajar di Pesantren Al-Falah Banjarbaru selama dua tahun dan selanjutnya belajar sendiri kepada kakeknya langsung yakni KH Asli.
Selain itu, Guru Zuhdi juga pernah belajar lama dengan KH Muhammad Zaini bin Abdul Ghani atau Guru Sekumpul. Pengaruh Guru Sekumpul terhadap Guru Zuhdi sangatlah kuat. (ngopibareng/jpnn)
Redaktur & Reporter : Natalia