Kisah tentang WNI di London Pemburu Brompton Langka

Selasa, 30 Juni 2020 – 19:02 WIB
Wahyu Hansudi menunggangi sepeda lipat merek Brompton. Foto: arsip pribadi for jpnn.com

jpnn.com - Sepeda lipat merek Brompton tengah menjadi barang langka. Kereta angin buatan Inggris itu jadi buruan banyak kalangan seiring minat masyarakat akan sepeda yang melonjak sejak pandemi COVID-19.

Harga Brompton di pasaran pun meroket. Namun, ada warga negara Indonesia (WNI) di London yang menjadi kolektor Brompton. Namanya Wahyu Hansudi.

BACA JUGA: Wahyu Hansudi, Perantau Asal Blitar Pemandu Wisata di Inggris Raya

Pria asal Blitar, Jawa Timur yang menjalankan agen perjalanan Britania Tour itu getol berburu Brompton. “Ini sudah ada empat, yang tiga masih baru dan kardusan, satu lagi pre-owned (bekas, red),” ujar Wahyu melalui panggilan video kepada jpnn.com, Selasa (30/6).

Wahyu pun harus rajin blusukan di Negeri Ratu Elizabeth itu demi memperoleh Brompton incarannya. “Ini baru hasil pencarian di London saja, langsung ke penjual tanpa melalui situs lelang,” tuturnya.

BACA JUGA: Beginilah WNI di Inggris Merayakan Idulfitri

Bapak dua anak itu memerinci, saat ini koleksinya yang berkualifikasi paling rendah adalah Brompton tipe M6L standar. “Yang tertinggi CHPT3,” sebutnya.

Menurut Wahyu, dirinya berburu Brompton yang spesifikasinya langka. Saat ini dia tengah mengincar Brompton tipe W12.

BACA JUGA: Mau Jastip Sepeda Brompton yang Legal? Begini caranya

“Produksi Brompton W12 cuma ada 200 unit dan enggak bakalan ada lagi karena tokonya di Westfield W12 sudah tutup. Jadi benar-benar rare (langka, red),” katanya.

Selain iu, Wahyu juga tengah ditawari Brompton tipe S2L nikel. “Barangnya ada di Sheffield, belum saya lihat,” katanya.

Meski sudah menjadi perantau di Inggris sejak 2002, Wahyu baru kesengsem pada Brompton sekitar 2018 silam. Ada tipe Brompton yang langsung membuatnya jatuh hati.

“Brompton pertama saya Explorer,” kata suami Wahyuningsih itu.

Belakangan intensitas Wahyu berburu Brompton langka bertambah saat masa pandemi COVID-19. Sebab, dia punya lebih banyak waktu luang.

“Sebelum pandemi sudah (mencari Brompton edisi khusus, red), tetapi tidak seintens sekarang, karena saat ini banyak waktu luang,” katanya.

Wahyu pun sudah mengeluarkan duit cukup banyak demi berburu Brompton. “Sudah sekitar GBP 10 ribuan (sekitar Rp 175 juta, red),” sebutnya sambil terkekeh.

Bagaimana jika Brompton koleksi Wahyu itu jadi incaran orang lain? Wahyu menjawab diplomatis.

“Selama harga cocok sih enggak apa-apa. Cuma kalau untuk koleksi yang rare kadang-kadang ada pikiran sayang juga kalau melepasnya, karena belum tentu bisa dapat lagi dan barang juga belum tentu ada,” ucap pria asal Desa Ampelgading, Kecamatan Kesamben, Blitar yang kini tinggal di North West, London itu.(ara/jpnn)


Redaktur & Reporter : Antoni

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler