Kisah TKW yang Dipaksa Mengurus Anjing di Malaysia

Sabtu, 09 November 2013 – 04:15 WIB

jpnn.com - MEDAN-Kembali lagi Tenaga Kerja Indonesia (TKI)  yang bekerja di Malaysia mendapatkan perlakuan kasar dari majikannya. Kali ini yang menjadi korban penganiayaan dan tindakan semena-mena oleh sang majikan, warga Desa Bangun Rejo Kecamatan Tanjungmorawa Kabupaten Deliserdang.

Karena tak kuasa menahan berbagai perlakuan kasar yang diterimanya, selama 8 bulan akhirnya Yani (39) nekat kabur dari rumah majikannya dan bersembunyi di rumah tetangga majikan, guna meminta pertolongan dari suaminya Suharianto melalui telepon.

BACA JUGA: Kapolri Komitmen Berantas Judi

Namun, apa daya Suharianto tidak dapat menolong sang istri, selain terkendala dengan biaya, passport sang istri ditahan oleh calo yang membawa Yani terbang ke Malaysia.

Untungnya peristiwa ini, sampai ke telinga Prananda Surya Paloh. Atas inisiatif dan rasa kebangsaan yang tinggi, lantas Prananda Surya Paloh meminta ketua DPW Partai Nasdem Sumut Ali Umri dan sekretarisnya Iskandar ST, untuk mengirimkan anggotanya guna melacak keberadaan Yani di Kuala Kansar Perak (Malaysia).

BACA JUGA: Pejabat Kementrian Datang, Bendera Aceh Berkibar

Setelah melewati proses yang singkat melalui jaringan yang dimiliki DPW Nasdem Sumut di Konjen Malaysia  akhirnya passport korban dapat buat kembali. Hal ini berguna untuk dapat memboyong kembali wanita manis ini  agar dapat pulang ke kampung halamnya.

Dengan menumpang maskapai penerbangan Lion Air sekira pukul 17.00 WIB, Yani, tiba di Kualanamu Internasional Airport (KNIA) Deliserdang, Jumat (8/11) sore. Kedatangan Yani, langsung disambut Prananda Surya Paloh, ketua DPW Partai Nasdem Sumut Ali Umri dan Sekretaris Partai Nasdem Sumut Iskandar ST bersama Suharianto suami Yani.

BACA JUGA: PLN Tagih Utang Pemkot dan Dewan

Dengan berlinangan air mata Yani terus memeluk suaminya Suharianto, sembari mengucapkan terima kasih pada Partai Nasdem yang telah menyelamatkan dirinya. Pada wartawan, Yani mengaku, ia berangkat ke Malaysia atas ajakan seorang calo pada April 2013 lalu.

"Saya dijanjikan bekerja di salah satu salon di Malaysia dengan mendapatkan gaji sebesar RM 600. Namun sampai disana, saya bukan ditempatkan sebagai pegawai salon, melainkan saya dikerjakan untuk mengurus orang jompo juga sekalian mengurus anjing. Karena tidak sesuai dengan janji orang itu, saya melawan dan tak mau bekerja. Karena saya terus berkeras akhirnya saya dipekerjakan lah sebagai pembantu rumah tangga disana,"kenang Yani.

Yani juga mengaku, keberangkatan dirinya atas persetujuan sang suami. Ia bersama tiga orang temannya berangkat dari Bandara Polonia Medan, menuju Batam.

"Dari Batam, kami naik ferry ke Malaysia. Tapi semua identitas diri saya dipalsukan oleh calo tersebut. Di passport nama saya Suharmi, makanya saya mulai curiga. Sesampai di Kuala Kansar Perak, ternyatan yang saya impikan tidak sesuai kenyataan. Saya mendapatkan perlaku kasar dari majikan. Belum lagi anak majikan yang selalu membuat masalah pada saya. Ia juga tidak segan-segan untuk menganiaya saya. Saya hanya bisa pasrah pada Allah SWT," ujar Yani sembari menyeka air matanya.

Yani juga mengaku Segala bentuk perlakuan kasar ia terima dari majikannya. Dari mulai penganiayaan disekap sampai dilarang berkomunikasi dengan pihak luar ia terima

"Selama 8 bulan bekerja di Malaysia, sepeser uang pun saya tidak terima. Alasan majikan saya, mereka telah membayar saya lewat calo tersebut." Saya kapok untuk berangkat ke Malaysia. Saya tidak mau lagi kesana, biarlah saya di kampung halaman bersama suami dan keluarga saya," ucap Yani.

Untung saja, ada orang-orang dari Partai Nasdem, sambung Yani, yang menemui saya di Malaysia makanya saya bisa pulang kembali. Sementara itu Prananda Surya Paloh, menegaskan kasus TKI ini, harus menjadi prioritas pemerintah harus segera diselesaikan.

"Pemerintah Indonesia harus bertanggungjawa dengan masalah ini. Rasa nasionalisme saya tergugah ketika saudara-saudara saya yang bekerja di Malaysia mendapatkan perlakuan kasar tanpa prikemanusian. Saya mengutuk keras atas kejadian ini. Untuk itu, saya berharap pemerintah harus mengambil langkah dan sikap tegas dalam masalah ini. Pemerintah juga harus, mengambil sikap untuk mengambil apa yang menjadi hak Yani, pada majikannya. Gaji Yani harus di bayar. Inilah yang harus dilakukan pemerintah,"tegasnya.

Sementara itu ketua DPW Partai Nasdem Sumut Ali Umri, menambahkan bahwa partai Nasdem, sudah banyak membantu para TKI yang bekerja di luar seperti seperti Kualalumpur, Lengkapi dan Perak sera Jeddah.

"Kami tidak akan bosan-bosannya untuk menolong saudara-saudara kita yang teraniaya di negara orang. Karena kami akan terus berbuat untuk harkat dan martabat bangsa Indonesia ini," tegas mantan Wali Kota Binjai ini.(rud)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Asyik Main Ponsel, Petani Tewas Tersambar Petir


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler