Kisah Tragis Korban Kebakaran, Sempat Telepon: Ce, Tolong Papa...

Jumat, 19 Juni 2015 – 06:10 WIB
Kebakaran di Toko Aman Jaya, Jalan Keputran No 36, ini terjadi sejak Rabu sekitar pukul 22.00 hingga pukul 03.30 Kamis (18/6) dini hari. (Juneka/Jawa Pos)

jpnn.com - SURABAYA – Nasib tragis menimpa  Deddy Chandra, 61, dan Erna Herawati, 55. Suami istri itu ditemukan tewas setelah terjebak di dalam ruko Aman Jaya, Jalan Keputran 36, Surabaya, yang terbakar hebat Rabu malam hingga dini hari Kamis (18/6).

Kebakaran itu juga merenggut nyawa asisten rumah tangga di rumah tersebut, Sri Wahyuni, 18, asal Nganjuk.

BACA JUGA: Beberapa Hari Anak tak Pulang, Ternyata di Rumah Pacar, Eh..Dicabuli

Seliq Sebastian Chandra, 27, -putra pasangan Deddy-Erna- cerita, dirinya tinggal di ruko tiga lantai itu bersama orang tua. Ketika peristiwa nahas tersebut bermula, ragil empat bersaudara itu sedang dalam perjalanan ke Surabaya Barat.

Dalam perjalanan, dia mendapat telepon bahwa rumahnya terbakar. ’’Saya memang biasa pulang larut malam. Biasanya sampai rumah pukul 01.00 atau 02.00,’’ ungkap pria yang memiliki usaha katering tersebut.

BACA JUGA: Ijazah 5.502 PNS Ditelisik, Terbukti Palsu Pangkat Diturunkan

Kesedihan Seliq makin menjadi karena sepanjang Rabu itu dirinya hanya sebentar bertemu orang tuanya. Hari itu, kakak pertama Seliq yang bernama Christine Chandra yang tinggal di Tarakan, Kalimantan Utara, datang berkunjung. Informasi yang diterima Seliq, orang tuanya diajak jalan-jalan keliling kota bersama kakaknya yang nomor tiga, Cindy Luvena Chandra. ’’Saya tidak tahu mereka ke mana. Mungkin ke mal,’’ tambahnya.

Rombongan keluarga tersebut kembali ke rumah sekitar pukul 21.00. Setelah itu, Cindy mengajak Christine menginap di rumahnya di daerah Klampis Ngasem, Sukolilo.

BACA JUGA: Ulang Tahun, Bupati Enthus Ruwatan, Peserta Bawa Kain Kafan

Kebakaran diduga bermula sekitar pukul 22.00. Sejumlah saksi mengungkapkan, api berasal dari bagian depan ruko yang digunakan untuk berjualan sembilan bahan kebutuhan pokok (sembako) tersebut. Rumah itu juga dipenuhi stok barang yang ditumpuk di gudang.

Ketika kebakaran terjadi, Deddy sebenarnya sempat menghubungi Christine lewat telepon pukul 22.17. Dia mengabarkan bahwa api sudah membakar ruko dan meminta bantuan. ’’Ce (panggilan Deddy untuk Christine), tolong papa. Rumah kebakaran,’’ ujar Seliq menirukan cerita kakaknya. Setelah itu telepon diputus. Christine lalu menelpon Seliq dan saudara yang lain.

Suara Seliq tertahan setelah menceritakan kejadian itu. Diam beberapa saat, menarik napas panjang, dia kemudian melanjutkan ceritanya.

Begitu tiba di depan rumah, Seliq langsung mencari papa dan mamanya. Dia berharap mereka berhasil menyelamatkan diri dan berada di area luar rumah bersama kerumunan warga. Tetapi, ternyata orang tuanya masih berada di dalam kamar paling belakang di lantai 1.

Seliq berkali-kali meminta kepada petugas pemadam kebakaran untuk memprioritaskan penyelamatan orang tuanya. Sejumlah petugas, menurut dia, tidak tahu bahwa masih ada orang yang terjebak di dalam. ’’Saya kecewa. Meski sudah saya katakan ada orang di dalam, petugas berkali-kali bertanya apakah ada orang di dalam,’’ katanya.

Petugas baru bisa mengevakuasi Deddy setelah kebakaran terjadi sekitar dua jam. Tubuh pria tersebut ditemukan dalam kondisi telentang di dekat tempat tidur. Tepat pukul 12.06, tubuh Deddy yang sudah meninggal dibawa ke luar rumah dengan kantong mayat. Kondisi tubuhnya menghitam meski masih utuh. Petugas membawa jenazah tersebut ke kamar mayat RSUD dr Soetomo.

Sementara itu, tubuh Erna ditemukan duduk di lantai dekat kamar mandi. Petugas membawa jenazah tersebut dengan kantong mayat putih selang 10 menit dari evakuasi pertama.

Selanjutnya, jenazah Wahyuni cukup sulit dievakuasi lantaran berada di lantai 3. Petugas sulit menjangkau lokasi tersebut. Mereka pun memanfaatkan rumah di selatan ruko tersebut untuk menjangkau lokasi. Petugas baru bisa mengeluarkan jenazah Wahyuni yang sudah rusak pukul 00.52 dan langsung membawanya ke RSUD dr Soetomo.

Seliq menuturkan,  akhir-akhir ini papa dan mamanya rajin beribadah. Dia yakin orang tuanya akan mendapat tempat terbaik di sisi Tuhan. ’’Saya sebenarnya tidak punya firasat apa-apa. Hanya, jari telunjuk saya sempat teriris saat masak,’’ ungkap Seliq lalu menunjukkan jarinya yang sudah diplester. (jun/c5/ayi)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Alhamdulillah, Pengiriman Batu Akik ke Luar Negeri Meningkat


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler