jpnn.com - Tak ada pekerjaan yang tak memiliki risiko. Apalagi pekerjaan menjadi sopir mobil jenazah. Berbagai pengalaman mistis diungkapkan para sopir mobil jenazah RSUD Kota Mataram saat berbincang dengan Lombok Post (Grup JPNN.com).
HAMDANI WATHONI, Mataram
BACA JUGA: Kisah Sukses Pesantren Rakyat Mengubah Stigma Daerah Hitam
Jika selama ini kamar mayat identik dengan ruang sepi dan mistis, ruang mayat yang ada RSUD di Kota Mataram tidak demikian. Di ruang mayat RSUD, suasana jauh lebih santai dan tidak menyeramkan.
Ruangan ini juga dilengkapi dengan pendingin. Di ruangan ini, ada juga petugas jaga perempuan yang cukup menarik perhatian. “Kami memang sengaja mendesainnya (ruang mayat) agar tidak lagi memiliki kesan menyeramkan atau sepi,” kata Lalu Hardimun, Kasubbag Humas RSUD Kota Mataram.
BACA JUGA: 40 Gugatan Hasil Pilkada Rontok, Ada Sorak-Sorai dan Tangis Haru
Di ruang mayat itu, terdapat beberapa petugas yang bergantian berjaga. Tidak hanya petugas penjaga mayat saja, beberapa sopir ambulance dan mobil jenazah juga kadang nongkrong di ruangan ini.
Zohdi dan Ray Suteja adalah dua orang sopir mobil jenazah RSUD Kota Mataram yang biasa nongkrong di sana.
BACA JUGA: Bu Susi Tampak Begitu Sedih, Tamu yang Datang Selalu Disambut Air Mata
Kepada Lombok Post, Zohdi dan Ray menceritakan berbagai pengalamannya selama menjadi supir mobil jenazah. “Saya sudah menjadi supir mobil jenazah sekitar lima tahun,” kata Zohdi. Sementara Ray Suteja merupakan junior dari Zohdi.
Ia mengatakan, pekerjaan ini dipilihnya karena hanya inilah keahliannya. Zohdi hanya memiliki ijazah SMA, itu pun paket C. Sementara ia mengaku bingung mencari pekerjaan yang tepat.
“Kebetulan saya bisa nyetir. Kemudian ada lowongan jadi sopir di RSUD, makanya saya pilih pekerjaan ini," tuturnya.
Setelah masuk menjadi supir di RSUD, ia sadar risiko yang bakal dihadapi. Zohdi pun sudah tahu kalau ia akan berhubungan dengan penumpang orang sakit bahkan dengan mereka yang tidak bernyawa. Awalnya, ia sempat merasa takut karena harus berhubungan dengan hal ini.
Namun, ia memberanikan diri dan meyakinkan bahwa pekerjaan ini adalah pekerjaan yang baik. Apalagi niatnya bekerja adalah untuk kebaikan dan mencari nafkah bagi keluarga.
“Saya nggak mau munafik, rasa takut itu pasti ada. Tapi lama-lama terbiasa mengangkut jenazah,” tuturnya.
Sudah tak terhitung berapa jenazah yang diantar oleh Zohdi. Mulai dari yang tinggal di Daerah Mataram hingga luar Mataram. Bahkan ia mengaku sering mengantar jenazah ke Sumbawa.
“Kadang ada warga asal Sumbawa yang meninggal di RSUD Kota Mataram. Karena keluarga minta diantarkan, ya sudah menjadi kewajiban saya untuk mengantarnya," katanya.
Ia menuturkan, pernah sekali waktu mendapat gangguan ketika mengantar jenazah ke Sumbawa. Ia merasa diganggu oleh mahluk halus yang ada di dalam mobil jenazah. "Ketika saya pulang mengantar jenazah dari Sumbawa, ada yang mengetok pintu mobil setiap saya melewati hutan,” kenangnya.
Namun, ketika Zohdi membuka mobil, tidak ada satu pun orang yang ada di luar. Sampai tiga kali ia melewati kawasan yang sangat sepi hal tersebut terus berulang. Karena ia merasa bosan dan kesal ditakuti, ia akhirnya menantang mahluk halus tersebut. Ia menantang dengan cara mengencingi ban mobil jenazah.
“Saya bicara sendirian ke dalam mobil. Saya ini niat baik-baik mengantar jenazah, makanya saya minta tolong jangan diganggu agar bisa pulang ke Lombok,” bebernya.
Akhirnya, dari sana kemudian ia tidak diganggu lagi. “Kalau baca doa sih nggak pernah berhenti. Setiap mengantarkan jenazah pasti ada doa yang saya baca,” lanjutnya.
Dikatakannya, mobil yang digunakannya mengantar jenazah ke Sumbawa saat itu memang mobil yang terbilang cukup mistis. Pasalnya, sebelum dirinya ada beberapa supir lain yang juga pernah diganggu.
“Ada teman yang juga dulu pernah melihat penampakan pocong di mobil yang saya pakai itu,” ujarnya.
Waktu itu, Zohdi menceritakan temannya baru saja pulang mengantar jenazah dari rumah sakit ke Cakra. Kembalinya dari Cakra, mobil yang tadinya sudah kosong tiba-tiba terisi lagi jenazah yang sudah diantar. Alhasil, temannya tersebut pun pingsan seketika.
“Hampir beberapa jam teman itu nggak sadarkan diri,” tutur Zohdi. Sejak pengalaman tersebut, sopir yang pernah diganggu itu pun akhirnya pindah ke bidang lain.(*/r6/fri/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Rais yang Tewas Ditembak Teroris Itu Setiap Akhir Pekan Ajak Anak Jalan-jalan
Redaktur : Tim Redaksi