jpnn.com, JAKARTA - Ketua Umum Asosiasi Produsen Serat dan Benang Filament Indonesia (APSyFI) yang juga anggota Kamar Dagang dan Industri Nasional (Kadin) Redma Gita Wirawasta membantah tudingan ada campur tangan istana dalam munaslub.
"Kalau soal campur tangan istana saya enggak melihat itu," ujar Redma kepada wartawan, Selasa (17/9).
BACA JUGA: Kisruh Pergantian Ketum Kadin, Jokowi: Selesaikan Secara Baik-Baik di Internal
Redma mengurai bahwa di dalam tubuh Kadin terdapat dua faksi utama yaitu kubu Kadin asosiasi dan kubu daerah.
Kemudian, dari dua faksi itu menyetujui adanya munaslub Kadin dan memenangkan Anindya Bakrie.
BACA JUGA: Fasilitas Transportasi PON XXI Diapresiasi, Kadishub Sumut: Ini Hasil Kerja Keras dan Sinergi
"Jadi, di asosiasi ini kami kumpul, yang punya suara yang setuju munaslub itu lebih dari 20 asosiasi," katanya.
Dia mengatakan bahwa pilihan melakukan munaslub semata-mata karena Arsjad Rasjid dinilai telah melenceng dari aturan Kadin dengan menjadi ketua tim sukses salah satu paslon di Pilpres 2024 lalu.
BACA JUGA: Pengamat Minta Pejabat Negara Tak Dukung Munaslub Kadin
"Sebelum-sebelumnya Kadin enggak ada yang begitu. Waktu zamannya Pak Rosan, enggak jadi ketua tim kampanye enggak menonjolkan ke pihak tertentu. Zamannya Pak Hidayat Jamannya Pak Bambang Sulistyo kan enggak seperti itu," katanya.
"Nah karena di Kadin ini enggak boleh masuk ke wilayah politik kita kan profesional, kita di dunia usaha," sambungnya.
Oleh sebab itu, ia melihat adanya munaslub ini bukan karena cawe-cawe istana untuk melengserkan Arsjad Rasjid.
"Jadi kami melihat tidak ada campur tangan istana itu lebih pada karena asosiasi tidak puas karena kinerja kalau yang kadinda itu ada yang usulin rapat karena dianggapnya Pak Arsjad itu berpolutik praktis karena jadi ketua tim kampanye," ujar dia. (cuy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Soal Kisruh Kadin, Jokowi: Selesaikan Baik-Baik di Internal, Jangan Bola Panasnya Disorong ke Saya
Redaktur & Reporter : Elfany Kurniawan