Pengamat Minta Pejabat Negara Tak Dukung Munaslub Kadin

Senin, 16 September 2024 – 21:11 WIB
Ilustrasi - Pengamat komunikasi politik Emrus Sihombing. Foto: Ricardo/jpnn.com

jpnn.com, JAKARTA - Pengamat hukum Emrus Sihombing menyoroti pelaksanaan Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia yang menjadikan Anindya Bakrie sebagai ketua umum.

Terlebih hadirnya sosok Menkumham Supratman Andi Agtas hingga Ketua MPR Bambang Soesatyo pada acara konferensi pers yang dihelat oleh Anindya Bakrie di Menara Kadin, Jakarta, Minggu (15/9).

BACA JUGA: Emrus Sarankan Tim Khusus Lakukan Ini Untuk Tepis Isu Liar di Kasus Penembakan Brigadir J

Padahal, kata Emrus, pelaksanaan munaslub tersebut masih menjadi polemik dan tidak sesuai dengan Keppres No. 18 tahun 2022 tentang AD/ART Kadin Indonesia.

"Saya kira para pejabat negara, pejabat pemerintah maupun pejabat negara lainnya sejatinya tidak perlu hadir di situ, siapa pun itu," ujar Emrus kepada wartawan, Senin (16/9).

BACA JUGA: Arsjad Sebut Munaslub Kadin Bersifat Ilegal, Melanggar AD/ART Organisasi

Selain itu, dia menyebut bahwa Kadin merupakan organisasi ekonomi yang tidak sepatutnya dipaksakan melakukan munaslub. Hal tersebut, kata dia berbeda dengan organisasi politik yang berkaitan dengan kekuasaan.

"Biarkan saja mengalir sampai akhir masa jabatan (kepengurusan Kadin). Menjelang berakhir masa jabatan nanti biarkan mereka bertarung para dengan kekuatan-kekuatan masing-masing berdasarkan profesionalitas," ujar dia,

BACA JUGA: Anindya Bakrie Pimpin Kadin Indonesia Menggantikan Arsjad Rasjid

"Nah, kalau munaslub seperti ini kan jadi organisasi politik kan. Jadi sama seperti munaslub Golkar kemarin," sambung pengamat dari Universitas Pelita Harapan itu.

Menurut dia, munaslub itu bisa-bisa saja dilakukan, apabila Arsjad Rasjid sebagai ketua umum yang resmi dan sesuai dengan AD/ART melakukan kesalahan dan melanggar aturan.

"Saya melihat Arsjad tidak melanggar AD/ART sehingga tidak begitu urgen dilakukan munaslub dan kemudian tidak ada dugaan korupsi atau manipulasi entah keuangan atau apapun ya sehingga tidak urgen," ujar dia lagi.

Emrus menyebut Kadin seharusnya bisa mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia melalui penguatan industri-industri di dalam negeri, tanpa harus melibatkan politik di dalamnya.

"Kadin seharusnya tidak melakukan munaslub. Dia harus fokus menaungi pengusaha dan memajukan perdagangan serta industri di Indonesia. Kalau itu terjadi seperti itu (Munaslub), kan seperti ada kekuatan-kekuatan politik tertentu atau invisible hand (tangan tersembunyi)," ujar dia. (cuy/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... KADIN & Perusahaan Teknologi Sepakat: Literasi dan Internet Kunci Pengembangan QRIS


Redaktur & Reporter : Elfany Kurniawan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler