BACA JUGA: Suvarnabhumi Dibuka, Baru Bisa Layani Kargo
Sebab, perbedaan itu berupa krisis nasional yang tengah menimpa Negeri Gajah Putih tersebut
BACA JUGA: Ed Houben, Si Pendonor Sperma Favorit di Eropa
Mereka bergembira menyambut hari kelahiran raja yang memerintah terlama di dunia tersebutKhusus untuk tahun ini, ada dua hal yang dinantikan rakyat
BACA JUGA: Venesia Diterjang Banjir
Yang pertama, perayaan macam apa yang akan digelar untuk menandai hari penting raja yang dianggap sebagai titisan dewa itu di tengah suasana kisruh seperti sekarangKedua, langkah apa yang akan diambil raja untuk menyudahi prahara politik yang tak kunjung surutWarga Thailand memang sangat berdebar menunggu wejangan raja kelahiran Cambridge, Massachusetts, itu pada hari besarnya lusaMeski secara konstitusional peran raja sangat dibatasi, tetap saja titahnya akan menjadi panutan bagi rakyat. “Saat ini kami berada dalam situasi yang sangat sulit sehingga susah untuk mendapatkan kebahagiaan,” kata Rungrawee Chalermsripinyorat, analis Thailand di International Crisis Group, lembaga resolusi konflik yang berpusat di Brussels, Belgia seperti dikutip LA Times
Apalagi, imbuh dia, “Perselisihan antar masyarakat pun bertambahJadi, baik PAD (Aliansi Rakyat untuk Demkrasi) maupun pemerintah harus mundur selangkah dan berpikir demi kepentingan negara.”
Raja memang harus sesegera mungkin memberi tawaran solusiKalau tidak, Thailand akan kian terpuruk, terutama di sektor ekonominyaContohnya, karena Bandara Suvarnabhumi dan Don Muan tak beroperasi selama hampir sepekan, Thailand didera kerugian sekitar Rp 119 miliarKerugian akibat proses ekspor-impor yang tersendat malah jauh lebih besar, yaitu sekitar Rp 852 miliar(dia/ttg)
BACA ARTIKEL LAINNYA... India Desak Pakistan Serahkan Tersangka Teror
Redaktur : Tim Redaksi