jpnn.com, PAPUA - Tidak adanya pesawat yang berani masuk atau mendarat di lapangan terbang Beoga, Puncak, Papua, membuat persediaan bahan makanan di distrik tersebut menipis.
"Memang benar persediaan bahan makanan di Beoga berkurang karena tidak ada pesawat masuk. Saat ini hanya mencukupi untuk kebutuhan tiga hingga empat hari," kata Kapolsek Beoga Ipda Ali Akbar, Selasa (13/4).
Menurut Ipda Ali, kasus penembakan oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) pada Kamis (8/4) lalu, membuat pilot takut membawa pesawat masuk ke Beoga.
BACA JUGA: KKB Berulah Lagi, Tembak Guru dan Bakar Sekolah, Azis Syamsuddin: Inilah Teroris Sesungguhnya
Terakhir, pesawat yang masuk ialah mengevakuasi jenazah korban penembakan olrh KKB, hakni dua orang guru dari Toraja.
"Pesawat tersebut juga tidak membawa logistik sehingga warga bertahan dengan bahan makanan yang ada," kata dia.
BACA JUGA: 2 Jenazah Guru Korban Penembakan KKB Dievakuasi ke Toraja
Ali menjelaskan tidak mudah mendarat di lapangan terbang Beoga karena sebelum mendarat, pesawat harus terbang melintas di sebelah utara, yang saat ini menjadi tempat persembunyian KKB.
"Pintu masuk ke lapangan terbang Beoga harus melalui sisi utara di mana KKB bersembunyi, sehingga saat pesawat terbang rendah ketika mau mendarat dapat menjadi sasaran tembak," tegas dia.
BACA JUGA: Huawei Makin Mantap Melepas Sistem Operasi Android
Ali mengakui lapangan terbang sudah dikuasai KKB, tetapi pintu masuk ke lapangan terbang harus melalui sebelah utara itu sehingga pilot takut untuk terbang ke Beoga.
"Untuk mencapai lokasi tersebut cukup sulit karena berada di ketinggian sehingga dengan mudahnya KKB menembak bila anggota Polri/TNI menuju lokasi tersebut," pungkas Ali Akbar. (antara/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Resmi, Bikin SIM Bisa Lewat Hp Mulai 12 April, Simak Nih Langkah-langkahnya
Redaktur & Reporter : Rasyid Ridha