jpnn.com, SURAKARTA - Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, Jateng, tetap menyelenggarakan KKN (Kuliah Kerja Nyata) bagi para mahasiswanya di tengah pandemi COVID- 19 dengan, tetap mengedepankan protokol kesehatan penyebaran virus corona jenis baru itu.
Sedikit berbeda dengan pelaksanaan KKN pada umumnya, dengan pertimbangan mahasiswa melakukan SFH (belajar dari rumah), KKN tematik tanggap Covid-19 dilaksanakan secara individu oleh mahasiswa ditempat tinggal masing-masing.
BACA JUGA: Budi Legowo UNS: Metode Simulasi Cocok untuk Integrasi Kurikulum Pengurangan Risiko Bencana
Isni Mei Asih mahasiswa Pendidikan Matematika Universitas Sebelas Maret Surakarta dan Istiqomatul Faizah Pendidikan Bahasa Inggris Universitas Sebelas Maret Surakarta adalah dua di antara 2045 mahasiswa peserta KKN Covid-19 UNS Batch 2 yang diberangkatkan oleh Manteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Abdul Halim Iskandar pada tanggal 15 Mei 2020.
Selama 45 hari pelaksanaan KKN Batch 2, peserta diharapkan dapat menjalankan 4 tema besar KKN Covid-19 UNS yaitu kesehatan masyarakat, ketahanan pangan, ketahanan ekonomi masyarakat dan pendidikan selama pandemi Covid-19.
BACA JUGA: Mahasiswa UNS Olah Kotoran Kerbau jadi Obat Pembasmi Nyamuk
Di bawah bimbingan Dosen Pembimbing Lapangan, Budi Legowo, S.Si., M.Si dari Prodi Fisika FMIPA UNS, kedua mahasiswa peserta KKN Covid-19 UNS Kelompok 87 asal Kabupaten Kebumen tersebut mengajukan program pembuatan handsanitizer alami dari bahan daun sirih dan jeruk nipis beserta dispenser model injak.
“Pada awalnya dua mahasiswa mengajukan program kerja secara terpisah, Isni Mei Asih melakukan pelatihan pembatan handsanitizer alami sementara Istiqomatul Faizah membat dispenser handsanitizer,” terang Budi Legowo.
BACA JUGA: Terungkap Motif Pembakaran Mobil Via Vallen, Mungkin Anda Heran
Bahan alami untuk membuat handsanitizer inovasi mahasiswa peserta KKN COVID-19 UNS. Foto: Budi Legowo for JPNN.com
Dengan pertimbangan memberi kemanfaatan lebih besar pada masyarakat, kolaborasi proker menjadi pilihan terbaik karena kedua mahasiswa berasal dari keluarahan yang sama, Kelurahan Bumirejo, Kecamatan Kebumen, Kabupaten Kebumen.
Empat dispenser model injak lengap dengan handsanitizer alami daun sirih jeruk nipis berhasil dibuat dari bahan tuama PVC dengan biaya tidak lebih dari 250 ribu rupiah untuk setiap set-nya.
Dispenser model injak lengap dengan handsanitizer selanjutnya dibagikan untuk digunakan di Masjid dan Musholla dimana ke dua mahasiswa UNS itu tinggal.
Masjid Babussalam RT 02/04, Masjid Jami’ Al-Falah RT 03/04, Mushola Darussalam RT 02/04, dan Mushola Al-Muttaqin RT 05/04, Bumirejo, Kebumen menjadi pilihan implementasi program “Supporting Keselamatan Masyarakat terhadap COVID-19 guna Mencegah Rantai Penyebaran di Kelurahan Bumirejo, Kecamatan Kebumen, Kabupaten Kebumen”.
“Penggunaan Dispenser model injak dengan handsanitizer alami daun sirih jeruk nipis diharapkan dapat memutus rantai perpindahan viruz corona dari tangan ke tangan,” imbuh Budi Legowo.
Budi Legowo menyampaikan terima kasis atas apresiasi tinggi yang diberikan oleh jemaah masjid/mushola dan masyarakat sekitar atas terlaksananya program kerja KKN Covid 19 UNS di Desa Bumirejo.
“Beberapa saran dan masukkan seperti pemilihan bahan baku dispenser yang lebih murah untuk menekan ongkos produksi dan perbaikan formula campuran handsanitizer alami karena aroma sirih yang terlalu menyengat merupakan hasil vealuasi program untuk perbaikan implementasi program serupa selanjutnya,” pungkasnya. (rl/jpnn)
Redaktur & Reporter : Soetomo