jpnn.com - Presiden Partai Buruh Said Iqbal mengeklaim Provinsi Jawa Barat (Jabar) sebagai basis utama suara parpolnya untuk meraup suara di Pemilu 2024.
Dia menjelaskan jumlah buruh di Jabar jika dihitung tanpa keluarga saja, mencapai 10 juta jiwa.
BACA JUGA: Optimistis Lolos ke Parlemen, Wasekjen Partai Buruh Janji Perjuangkan Hak Pekerja
Dengan demikian dia berani menargetkan Partai Buruh meraih 2,5 juta suara sah nasional khusus dari Jabar saja.
"Target suara sah nasional 2,5 juta itu terkonvensi 7 sampai 9 kursi di DPR-RI. Itu target yang tidak mengada-ada,” ujar Said Iqbal, saat konsolidasi pemenangan Caleg Jabar dari Partai Buruh, di Hotel Harper, Purwakarta, Sabtu (30/12).
BACA JUGA: Syaugi Sebut Omongan Sudirman Said soal Waketum NasDem Bukan Sikap Timnas AMIN
Dia menjelaskan konsolidasi yang dilakukan itu merupakan hal penting dan menjadi titik utama perjuangan Partai Buruh. Terlebih, partainya memiliki sejumlah pimpinan buruh di Jawa Barat.
“Kami menargetkan dua kursi DPR-RI perwakilan dari Dapil Jabar 7. Satu di antaranya, Indri Yuli Hartati menjadi anggota DPR-RI yang lolos,” lanjutnya.
BACA JUGA: Ganjar Ingatkan Jangan Ada Politisasi Bansos, Itu Hak Rakyat
Said juga menepis sejumlah lembaga survei yang beredar di publik dengan asumsi partainya tidak lolos ke Senayan.
Dia menyebutkan beragam survei yang beredar hanya melibatkan 10 responden dari kalangan buruh dari total 1.200 orang yang disurvei.
"Hanya 10 orang, ya, enggak kebaca. Maka, kami melakukan survei internal oleh Risetindo Barometer yang akan dirilis 3 Januari 2024,” katanya.
Iqbal mengeklaim bahwa partainya diprediksi lolos Parliamentery Threshold (PT) sebesar 4 persen.
“Jadi, kami pasti lolos, hampir bisa dipastikan lolos di atas 4 persen,” katanya.
Dia mengungkapkan langkah partainya yang kemungkinan tidak akan memberikan dukungan di putaran pertama Pilpres 2024.
Pasalnya, tidak ada satu pun parpol pengusung kandidat Pilpres yang berani mengevaluasi UU Cipta Kerja.
Partainya juga telah melakukan riset internal tetang capres mana yang akan menang.
Namun, pihaknya akan fokus terlebih dahulu untuk memenangkan calegnya di Pemilu 2024.
“Maka besar kemungkinan opsi pertama adalah tidak memilih capres mana pun, tetapi fokus pada Pileg. Opsi kedua adalah memilih capres pada putaran kedua,” tuturnya.
Sementara, Ketum SKEP-SPSI M Abdullah mengungkapkan acara itu sebagai konsolidasi Partai Buruh untuk Pemilu 2024. Selanjutnya, diisi dengan seminar tentang UU Cipta Kerja.
“Tema besarnya adalah mengkaji ulang dan mengkritisi UU Ciptaker khususnya PP No 51. Kita tahu bahwa UU Ciptaker merupakan urat nadi kehidupan bagi pekerja,” katanya.
Oleh sebab itu, kata Abdullah, pada momentum kali ini, selain berbicara kepentingan pemenangan partai tetapi juga membahas hajat hidup buruh khususnya tentang upah minimum.
Dia bahkan menyebut di Jawa Barat terjadi tragedi upah yang begitu rendahnya.
Dia menyebut tragedi karena inflasinya di atas, pertumbuhan ekonomi (PE) juga tinggi, tetapi kenaikan upah cuma 1,6 persen atau 1,8 persen.
"Dengan demikian, hari ini kami coba diskusikan untuk mengambil langkah-langkah pasti agar pekerja dapat menerima kelayakan upah lebih baik,” tutur Abdullah.(mcr8/jpnn)
Yuk, Simak Juga Video ini!
Redaktur : M. Fathra Nazrul Islam
Reporter : Kenny Kurnia Putra