jpnn.com - JAKARTA--Direktur Jenderal Pembiayaan Perumahan KemenPUPR, Maurin Sitorus, mengatakan pembiayaan perumahan tahun 2016 akan jauh lebih bagus dibandingkan tahun sebelumnya. Ini karena Program Sejuta Rumah masuk dalam APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara).
Dia menyebutkan, KemenPUPR sudah mengajukan pagu indikatif untuk pembiayaan perumahan tahun 2016 ke Kementerian Keuangan (Kemenkeu).
BACA JUGA: Dikabarkan Bakal Dibekukan, Ini Komentar Bos AirAsia
“Pagu Indikatif yang diajukan ke Kemenkeu sebesar Rp 9,3 triliun untuk KPR FLPP. Sementara untuk subsidi selisih suku bunga sebesar 900 miliar,” papar Maurin, Kamis (9/7).
Skim KPR FLPP (Kredit Kepemilikan Rumah melalui Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan) dan skim subsidi selisih bunga (SSB) rencananya akan diterapkan KemenPUPR tahun 2016. Adapun mekanismenya adalah, pemerintah akan menerapkan terlebih dahulu skim KPR FLPP untuk rentang waktu dari Januari 2016 atau sampai dana skim KPR FLPP habis.
BACA JUGA: World Bank Pangkas Proyeksi, Ini Reaksi Gubernur BI
“Apabila KPR FLPP tahun 2016 telah habis, akan memberlakukan skim subsidi selisih suku bunga. Konsepnya sama dengan pembiayaan yang akan dijalankan di tahun 2015 ini," terang Maurin.
Dari alokasi anggaran sebesar Rp 9,3 triliun melalui skim KPR FLPP ini, menurut Maurin, dapat membangun perumahan untuk Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) sebesar 100 ribu unit.
BACA JUGA: Pertumbuhan Ekonomi Paling Lelet sejak 2009
Terkait skim SSB, dananya 100 persen disiapkan perbankan, pemerintah nanti yang akan membayar selisih suku bunganya, yaitu selisih suku bunga KPR FLPP dan suku bunga komersil.
“Pemberlakuan skim subsidi selisih bunga ini tidak akan merugikan perbankan. Keuntungan bank akan tetap dan masyarakat berpenghasilan rendah atau debitur tetap membayar suku bunga sebesar lima persen," terang Maurin. (esy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Uang Transfer Saja, Gaya Dikitlah Mau Lebaran
Redaktur : Tim Redaksi