jpnn.com - SURABAYA - Guna menekan jumlah uang beredar di masyarakat, Bank Indonesia (BI) terus mengampanyekan Gerakan Nasional Non Tunai. Terlebih, di musim penukaran uang yang kini marak dilakukan masyarakat menjelang Lebaran.
Selain itu, juga untuk memperluas akses keuangan masyarakat terhadap layanan perbankan.
BACA JUGA: Ekonomi Lesu, Omzet Batik Anjlok 40 Persen
"Anak kecil dan remaja zaman sekarang ini sudah pandai-pandai. Kan bisa transfer saja lewat rekening ponsel. Gaya dikitlah mau Lebaran," ujar Deputi Kepala Perwakilan BI Jawa Timur (Jatim) Syarifuddin Bassara.
Menurutnya, anak-anak adalah golongan yang patut diberi perhatian lebih soal inklusi keuangan. Sebab belum banyak anak-anak yang punya rekening tabungan di bank. Padahal, banyak dari mereka sudah mempunyai gadget yang canggih.
BACA JUGA: Ini Saran Agar Perbaikan Jalur Pantura Tidak Menjadi Proyek Abadi
Hal ini tentu bertolak belakang dengan pendidikan mengenai sikap konsumtif. "Lebih baik transfer saja. Selain mengurangi jumlah uang beredar, itu juga bisa menghambat sikap konsumtif anak-anak dan supaya e-money-nya tidak langsung diuangkan. Meskipun di beberapa tempat bisa juga belanja pakai e-money," papar pria yang kerap disapa Uddin itu.
Tidak hanya soal edukasi dan inklusi keuangan, pemberian angpau Lebaran lewat transaksi non tunai juga lebih aman. Sebab, anak-anak tidak membawa banyak uang tunai secara fisik. Orang yang membawa banyak uang tunai selalu rentan menjadi korban kejahatan.
BACA JUGA: Bandara Soekarno Hatta Amburadul, Gimana Hadapi Open Sky 2015?
Sehingga jika anak-anak tersebut membawa uang dalam ponsel mereka, kemungkinan mereka menjadi korban kejahatan bisa dikurangi.
Dengan menggunakan transaksi non tunai, selain tidak perlu repot datang ke bank, pemberi angpau Lebaran juga hemat waktu dan tenaga. Selain itu juga terhindar dari kemungkinan mendapatkan uang palsu. Apalagi jika penukaran uang tersebut dilakukan bukan di BI, bank umum dan Bank Perkreditan Rakyat (BPR) yang melayani penukaran uang kecil.
"Kalau tukar uang di pinggir jalan, rentan mendapatkan jumlah uang yang berkurang dari aslinya. Dan juga, rentan ditukar dengan uang palsu. Makanya hati-hati, dan tukarlah uang hanya di outlet resmi. Gratis," ucapnya.
Jumlah uang palsu di Jatim per Mei 2015 sebesar 12.740 bilyet. Jumlah tersebut naik dari periode yang sama di tahun lalu yang hanya sebesar 10.889 bilyet. Pada Lebaran nanti, BI Jatim mulai menutup segala aktivitas mulai 16 hingga 20 Juli 2015. BI kembali buka pada 21 Juli 2015, dan hanya melayani secara terbatas, yakni kas, kliring dan Real Time Gross Settlement (RTGS). (rin/tia)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ini Kabar Baik bagi Pemudik yang Lewat Tol
Redaktur : Tim Redaksi