JAKARTA - Persaingan dua kandidat calon ketua umum Partai Demokrat, Anas Urbaningrum dan Andi Mallarangeng, diwarnai saling kecamKubu Anas mengkritik keras kubu Andi yang selama ini mengklaim sudah mengantongi restu Ketua Dewan Pembina Susilo Bambang Yudhoyono.
Kubu Anas tetap yakin SBY tidak akan menjagokan salah seorang calon untuk menduduki kursi ketua umum
BACA JUGA: Djoko Suyanto Pastikan Tak Maju
"SBY itu seorang demokrat sejatiDia mengungkapkan, dalam berbagai kesempatan, SBY menyatakan akan tetap menghormati hak politik kader untuk menjadi ketua umum
BACA JUGA: Dua Bupati jadi Pasangan Cagub Sulut
"Saksi sikap SBY itu adalah para DPD dan DPC, bukan seorang Freddy Numberi atau yang lain," ujar wakil ketua umum DPP Partai Demokrat itu.Nama Freddy disebut-sebut karena saat peluncuran bukunya berjudul SBY Ruh Partai Demokrat di Jakarta dua hari lalu (19/5), menteri perhubungan asal Papua itu sempat menyatakan dirinya adalah saksi hidup bahwa SBY sebenarnya mendukung Andi sebagai ketua umum
BACA JUGA: Ingin Buktikan Tak Ada Diskriminasi Lagi di Medan
Itu namanya memolitisasi beliau untuk kepentingan pribadi," kata Mubarok menyesalkan.Di tempat terpisah, salah seorang pendukung Andi, Hayono Isman, justru mempertanyakan pihak-pihak yang tidak percaya bahwa SBY punya sikap politik tertentuSebagai manusia, menurut dia, SBY tetaplah memiliki pilihan-pilihan"Memang tidak akan vulgarTapi, coba tanya seperti yang telah dilakukan Pak Freddy (Freddy Numberi, Red)," ujarnya.
Dia mengungkapkan, karena mengetahui arah dukungan SBY kepada AM itulah, dirinya akhirnya ikut mendukung mantan Jubir presiden tersebut sebagai ketua umumSecara terus terang, dia menyatakan keputusan menetapkan pilihan memang bukan semata karena sosok Andi"Tapi, ini penghormatan sayaBentuk pengabdian saya terhadap SBY saja," tegasnya.
Terkait dengan dukungan SBY itu pula, wacana mekanisme pemilihan ketua umum secara aklamasi makin mengemuka hingga sehari menjelang pelaksanaan Kongres II Partai Demokrat di Bandung yang mulai dibuka hari ini.
Namun, pengamat politik UI sekaligus Direktur Cirrus Surveyor Group Andrinov Chaniago menilai, aklamasi yang dipaksakan akan merusak proses demokratisasiDia yakin SBY tidak akan melakukannya"Bisik-bisik pesan dari SBY pasti akan ada, tidak bisa dihindariTapi, kalau harus memaksakan, citra SBY akan dikorbankan," ungkapnya.
Di tempat terpisah, Ketua Organizing Committee (OC) Kongres II Partai Demokrat Didik Mukriato menuturkan, 1.192 peserta memiliki hak suara dalam kongresRinciannya, delapan anggota dewan pembina, 83 pengurus harian dewan pertimbangan pusat (DPP), 99 pengurus (ketua, sekretaris, dan bendahara) DPD dari 33 provinsi, 994 pengurus (ketua dan sekretaris) DPC dari 497 kabupaten/kota, serta delapan pengurus dewan perwakilan luar negeri (DPLN)Dari jumlah tersebut, tentu tidak semua memiliki hak pilih saat pemilihan ketua umumHak tersebut hanya dimiliki oleh 33 DPD, 497 DPC, dan 8 DPLN.
Terkait dengan kemungkinan aklamasi, melihat komposisi tersebut, Didik menilai akan sangat sulit terlaksanaDari tiga calon kandidat, masing-masing pendukung hampir merata"Rasanya kok hampir tidak mungkin pemilihan dilakukan secara aklamasi," ujarnya(dyn/c5)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pentolan Tim Anas Nyebrang ke AM
Redaktur : Tim Redaksi