jpnn.com - JAKARTA - Koordinator Gerakan Revolusi Mental (GRM) Subang, Yudha, meminta Komisi Pemilihan Umum (KPU) menggelar pemungutan suara ulang karena menilai banyak kecurangan yang terjadi dalam pilpres 9 Juli lalu.
”Di antara pelanggaran dan kecurangan itu adanya praktek money politic, intimidasi, dan black campaign," kata Yudha dalam aksi solidaritas di Bundaran Hotel Indonesia, Jumat (18/7).
BACA JUGA: Jokowi-JK Habiskan Rp 311,8 Miliar Selama Kampanye
Dia menuding KPU maupun Bawaslu diam dan melakukan pembiaran terhadap beragam kecurangan tersebut. Sehingga masyarakat dibuat bingung dan mudah diadu domba oleh segelintir orang yang tidak bertanggung jawab.
"Dengan banyaknya anggaran untuk pemilu maka sangat disayangkan jika tidak mendapatkan out put yang ideal," jelasnya.
BACA JUGA: Dari Rp 166,5 M, Dana Kampanye Prabowo-Hatta Tersisa Rp 1,6 Juta
Dia mencontohkan banyaknya permasalahan yang terjadi dalam proses pilpres seperti yang terjadi di Indramayu, Jawa Barat. Di sana penyelenggara pemilu membiarkan masyarakat memcoblos lebih dari satu kali.
"Kemudian di Cirebon para tim sukses menggunakan money politik dan melakukan intimidasi agar masyarakat memilih calon tertentu. Karena itu kami meminta dilakukan pemilihan ulang,” pungkasnya.(Fat/jpnn)
BACA JUGA: KPK Jerat Perantara Suap ke Akil
BACA ARTIKEL LAINNYA... Divonis 4 tahun, Andi Mallarangeng Salahkan Adik
Redaktur : Tim Redaksi