Klaster Jemaah Pengajian Jangkaran Diduga Berawal dari Imam Masjid

Senin, 15 Februari 2021 – 08:55 WIB
Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kulon Progo Baning Rahayujati. (FOTO ANTARA/Sutarmi)

jpnn.com, KULONPROGO - Jumlah yang dinyatakan terpapar Covid-19 dari kelompok pengajian di Desa Jangkaran, Kecamatan Temon, Kabupaten Kulon Progo, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) terus bertambah.

Semula ada 35 jemaah yang terkonfirmasi positif Covid-19, dan pada Minggu (14/2) jumlahnya bertambah 22 orang lagi.

BACA JUGA: Mengerikan! Dari 58 Orang Jemaah Pengajian Jangkaran, Cuma 1 yang Negatif Covid-19

Total jemaah positif menjadi 57 dari 58 jemaah yang ikut dalam pengajian yang rutin diselenggarakan setiap akhir pekan itu.

Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kulon Progo Baning Rahayujati menduga penyebaran klaster pengajian Jangkaran ini berasal dari kasus di Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah.

BACA JUGA: Penjual Obat Aborsi Ditangkap, Kehamilan di Luar Nikah 2 Wanita Ini Ketahuan

Klaster ini terjadi setelah seorang imam dari masjid tersebut berkunjung ke Purworejo, di mana ada kasus positif terkonfirmasi COVID-19 sebelumnya.

"Dari 57 jamaah pengajian Desa Jangkaran, lima di antaranya dirawat di RSUD Wates, dan salah satu meninggal dunia," kata Baning Rahayujati di Kulon Progo, Senin (15/2).

BACA JUGA: Istri Ustaz Maaher Sudah Blak-blakan, Chandra Berharap Komnas HAM Bergerak

Kemudian, pada Minggu (14/2) ada satu lagi jamaah klaster pengajian Jangkaran dirawat di rumah sakit.

Perkembangan klaster pengajian Jangkaran ini menurutnya masih akan berlangsung karena sebelumnya beberapa anggota jemaah melakukan kegiatan keagamaan seperti tahlilan, dan salat berjamaah di musala yang ada di Desa Jangkaran.

Baning menjelaskan bahwa anggota jemaah yang terkonfirmasi COVID-19 telah menulari anggota keluarga lainnya.

Untuk itu, dia mengimbau kepada masyarakat di Desa Jangkaran dan wilayah lainnya untuk tetap patuh dalam melaksanakan protokol kesehatan. Menggunakan masker, meski di saat semua kegiatan dilaksanakan, menjaga jarak, dan selalu mencuci tangan.

"Sampai saat ini, tempat ibadah di Desa Jangkaran masih ditutup sampai batas waktu yang belum ditentukan," ungkap Baning.

Selain itu, budaya berjabat tangan menjadi pemicu utama dalam penyebaran COVID-19 di Jangkaran, sehingga penyebaran virus asal Wuhan, Tiongkok itu sangat cepat.

BACA JUGA: Din Syamsuddin Dituduh Radikal, Novel Bamukmin Menasihati Pendukung Jokowi

"Sekali lagi kami mengimbau kepada masyarakat untuk tidak berjabat tangan, dan tetap memakai masker, dan mencuci tangan," kata Baning Rahayujati.

Hingga Minggu (14/2), di Kabupaten Kulon Progo terjadi pertambahan 31 kasus positif, sebanyak 22 di antaranya merupakan warga Desa Jangkaran.

Total pasien terkonfirmasi COVID-19 di daerah itu sebanyak 2.518 kasus dengan rincian 50 isolasi di rumah sakit, 657 isolasi mandiri, 1.241 selesai isolasi, 523 sembuh dan 47 meninggal dunia.(antara/jpnn)

Simak! Video Pilihan Redaksi:


Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler