jpnn.com, JAKARTA - Pelaksana tugas (Plt) Direktur Jenderal Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung (PDASHL) Hudoyo mengatakan hambatan proses rehabilitasi daerah aliran sungai (DAS) Ciliwung dan Cisadane terjadi karena vegetasi yang ditanam di daerah itu bukan pohon yang bisa menahan erosi.
Selama ini diakuinya, masyarakat memilih menanam sayur di sekitar kawasan itu dibanding pohon.
BACA JUGA: Perubahan Iklim Sudah Merata, KLHK Minta Masyarakat Lakukan Hal Ini
"Kita sulit masuk ke situ mengubah budaya masyarakat dari menanam sayur jadi menanam pohon, itu yang paling sulit," ujar Hudoyo ketika dihubungi dari Jakarta, Jumat.
Kesulitan untuk mengubah itu terjadi karena daerah itu merupakan sumber sayuran untuk daerah Jakarta dan Bogor yang menambah resistensi untuk mengubah vegetasi menjadi pohon.
BACA JUGA: Mobil Laboratorium KLHK Bakal Dioperasikan di Lima Provinsi Sekaligus
Tanaman sayuran seperti kol membutuhkan sinar matahari yang banyak dengan pengolahan lahan yang intensif membuat semakin besar erosi di daerah yang seharusnya bisa menyerap air.
"Begitu air datang tidak ada yang menyimpan. Maka kami mengenalkan (pohon) macadamia yang hasilnya lebih besar dibandingkan sayuran," ujar dia.
BACA JUGA: 5 Berita Terpopuler: Banjir Jakarta, Anies Baswedan Disindir, Ahok Dirindukan, FPI Dipuji
Selain bentuknya pohon, penghasilan dari produksi kacang macadamia lebih besar dibandingkan dari sayuran sehingga Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) gencar merekomendasikan agar masyarakat beralih menanam pohon tersebut.
Usaha itu perlu dilakukan karena KLHK hanya bisa merehabilitasi area yang masuk kawasan konservasi sementara areal lain sudah menjadi milik warga.
Di areal tersebut, KLHK tidak bisa memaksakan rehabilitasi di tanah yang dimiliki oleh warga dan karena itu dia mengharapkan bantuan pemerintah daerah untuk membantu rehabilitasi areal DAS yang dimanfaatkan oleh warga.
Dia mengakui, penanganan rehabilitasi DAS memang harus dilakukan secara bersama dengan berbagai pemangku kepentingan karena persoalan rehabilitasi adalah proses yang cukup rumit. (antara/jpnn)
Redaktur & Reporter : Natalia