jpnn.com, JAKARTA - Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menerangkan, selama 2015 hingga 2019 ini angka kebakaran hutan dan lahan (karhutla) terus menurun.
Sesuai data yang terekam satelit Terra Aqua Modis (NASA) dengan tingkat konfidensial lebih dari 80 persen, rekapitulasi hotspot atau titik panas seluruh Indonesia sejak tahun 2015-2019 mengalami penurunan sebesar 66,93 persen.
BACA JUGA: Aksi KLHK Bersama Polri dan TNI Padamkan Karhutla di Kawasan Rawan
“Penurunan jumlah hotspot 2019 dibandingkan 2015 sejumlah 66,93 persen atau sebanyak 4.189 hotspot,” ujar Pelaksana tugas Direktur Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan KLHK Raffles Panjaitan saat jumpa pers di KLHK, Kamis (1/8/).
Namun, Raffles tak menampik apabila jumlah hotspot memang mengalami kenaikan pada 2018.
BACA JUGA: KLHK: Karhutla Riau Diperparah Kondisi Cuaca Kering
“Kenaikan jumlah hotspot pada 2018 dibanding 2017 sebanyak 732 titik atau 54,71 persen,” ujar dia.
Nah, berdasarkan pemantauan satelit NOAA, jumlah hotspot sejak 1 Januari sampai dengan 31 Juli 2019 sebanyak 975 titik. Apabila dibandingkan dengan pemantauan pada periode yang sama tahun 2018 jumlah hotspot sebanyak 1.077 titik.
BACA JUGA: Selama Dua Tahun, Gakkum KLHK Tindak 536 Pelaku Peredaran Ilegal Satwa Liar
“Berarti terdapat penurunan jumlah hotspot sebanyak 102 titik,” kata dia.
Sementara berdasarkan citra landsat luas kebakaran hutan dan lahan sampai 31 Juli 2019 adalah seluas 42.740 hektar. Dengan rincian berdasarkan terluas yaitu Provinsi Riau seluas 27.683 hektar, Kalimantan Timur seluas 5.153 hektar, Kepulauan Riau seluas 4.970 hektar dan Kalimantan Barat seluas 2.274 hektar. Dari luasan yang terbakar tersebut 15.202 hektar merupakan tanah mineral dan 27.538 hektar lahan gambut.
Kemudian, berdasarkan citra satelite LAPAN terdeteksi asap akibat kebakaran hutan/lahan di wilayah Kab. Muaro Jambi, Tanjab Timur (Jambi), Kab. Tapin, Hulusungai Selatan (Kalsel), Kab. Pelalawan, Kampar (Riau), dan Kab. Sanggau (Kalbar). Sedangkan berdasarkan data dari Indeks Standard Pencemaran Udara (ISPU) Kementerian LHK, pada tanggal 31 Juli 2019 jam 15.00 WIB di Sejumlah Provinsi Rawan Karhutla dalam kategori baik hingga tidak sehat, dengan nilai PM10 (24,00 – 105,00g/m³).
Namun, kata dia, Kementerian LHK lewat manggala Agni tidak tinggal dia. Tim dan instasi terkait seperti TNI dan Polri terus melakukan upaya pemadaman. Hasilnya pun cukup memuaskan.
Pasalnya, Mangga Agni bersama tim TNI-Polri berhasil memadamkan kebakaran atau titik hotspot sejumlah daerah di Indonesia.
“Manggala Agni Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan bersama Satuan Tugas telah berhasil melakukan pemadaman kebakaran lahan,” tandas Raffles.(cuy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Menteri Siti Apresiasi Gerakan Revolusi Hijau di Kalsel
Redaktur : Tim Redaksi