Klinik Pintar Dukung Digitalisasi Layanan Kesehatan Primer

Selasa, 21 Juni 2022 – 23:26 WIB
CEO Klinik Pintar Harya Bimo memberikan paparan tentang pentingnya pemberdayaan dan digitalisasi bagi klinik-klinik pada pertemuan “Silaturahmi Klinik Berdaya” di Pekanbaru (12/6).

jpnn.com, JAKARTA - Kementerian Kesehatan Republik Indonesia melalui Digital Transformation Office (DTO) telah mengumumkan target implementasi roadmap transformasi industri kesehatan.

Salah satu target tersebut adalah digitalisasi Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) dapat rampung diwujudkan di tahun 2024.

BACA JUGA: Gebyar Inovasi Pelayanan Kesehatan Rakyat Jadi Bukti PDIP Cegah Stunting

Integrasi sistem dan agregasi data pasien kelak dapat diakses oleh pasien dari setiap puskesmas, klinik, rumah sakit, dan fasilitas kesehatan secara nasional.

Namun, realisasi program transformasi ini memiliki tantangannya sendiri, terutama dari kesiapan klinik di berbagai daerah.K

BACA JUGA: Kapolri Gelar Bakti Kesehatan di Titik Nol IKN, Pengamat Merespons, Simak

Klinik Pintar pun siap mendukung program transformasi kesehatan Indonesia yang dicanangkan oleh Kementerian Kesehatan. Klinik swasta sebagai bagian penting dari ekosistem pelayanan kesehatan primer di Indonesia perlu menggunakan teknologi dalam kegiatan usahanya.

“Data kesehatan kita sebagian besar masih belum updated dan tidak konsisten. Pandemi COVID-19 semestinya mengajarkan kita tentang pentingnya digitalisasi terutama di sektor Primary Care sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan. Berbagai tantangan membuat digitalisasi klinik makin sulit dilaksanakan. Maka dari itu, Klinik Pintar hadir memberikan solusi secara menyeluruh tidak hanya melalui digitalisasi, namun juga memberdayakan klinik agar lebih maju melalui jaringan pendukung yang terintegrasi,” ujar Harya Bimo.

BACA JUGA: Wah, Buah Pisang dan Kentang Rebus Ternyata Baik untuk Kesehatan

Melalui riset yang didapatkan Klinik Pintar di wilayah Pekanbaru, beberapa permasalahan utama yang dihadapi klinik adalah strategi pengembangan bisnis dan layanan (29,8%), akreditasi dan standardisasi layanan klinik (19,3%), serta peningkatan kualitas SDM klinik (12,5%).

Permasalahan lain yang juga ditemukan antara lain Sistem Pengelolaan Uang dan Perpajakan (8,8%) dan Pengadaan Obat yang Terjangkau (7,1%).

Ketua Asosiasi Klinik (ASKLIN) wilayah Riau dan Pekanbaru dr. Nuzelly Husnedi, MARS mengatakan bahwa berbagai permasalahan yang ada di layanan primer menjadi perhatian bersama bagi asosiasi fasilitas kesehatan.

Menurutnya, klinik sebagai bagian dari layanan primer harus bisa berdaya dari segi sumber daya manusia maupun manajerial bisnis.

Penguatan layanan primer merupakan faktor penting dalam membangun ekosistem kesehatan di Indonesia. ASKLIN, IDI, Dinas Kesehatan, pemilik dan pengelola klinik, serta seluruh stakeholder kesehatan tingkat pratama di Pekanbaru untuk berbenah dan segera menyiapkan diri untuk digitalisasi dan transformasi industri kesehatan,” jelas dr. Nuzelly.

Chief Medical Officer Klinik Pintar dr. Eko S. Nugroho, MPH menambahkan bahwa selain menyediakan platform yang disebut Klinik OS, pihaknya juga turut membantu klinik mengembangkan usahanya melalui kerja sama layanan baru.

Layanan dimaksud di antaranya, kesehatan preventif, layanan ibu & anak, peningkatan kompetensi dokter umum dan tenaga medis klinik melalui Learning Management System (LMS), dukungan penguatan rantai pasok klinik, pendampingan standarisasi & akreditasi klinik, sampai membantu pemilik klinik mengelola usaha secara profesional melalui joint operation.

Sebagai informasi, baru-baru ini Klinik Pintar menggelar pertemuan “Silaturahmi Klinik Berdaya” dengan pemilik klinik, dokter praktik mandiri, dan pemangku kepentingan untuk berdiskusi lebih jauh soal digitalisasi.

Acara bertema “Peningkatan Layanan Kesehatan melalui Pemberdayaan Klinik di Indonesia” ini turut dihadiri oleh Ketua IDI Cabang Riau dan Pekanbaru, Ketua PDUI Komisariat Pekanbaru, Ketua ASKLIN wilayah Riau dan Pekanbaru, serta Kepala Dinas Kesehatan Pekanbaru.

Klinik Pintar meyakini bahwa digitalisasi tidak akan terjadi tanpa pemberdayaan klinik. Maka dari itu Klinik Pintar siap menjadi one-stop-solution bagi mitra klinik untuk bisa sukses bersama-sama di era transformasi kesehatan ini.

Acara Silaturahmi Klinik Berdaya oleh Klinik Pintar ini akan digelar di beberapa kota di Indonesia. Kunjungan ke Pekanbaru kali ini diikuti oleh lebih dari 100 peserta yang mayoritas adalah pemilik dan pengelola Klinik Pratama dan Utama di daerah Pekanbaru dan sekitarnya.

Dalam acara ini, Klinik Pintar juga menggelar sesi diskusi panel dengan beragam pokok bahasan, mulai dari layanan primer di Indonesia, peluang dan tantangan yang dihadapi para pemilik klinik, serta digitalisasi klinik di Indonesia.

Para pemilik klinik pun berkesempatan untuk melakukan konsultasi langsung dengan Klinik Pintar lewat sesi Curhat Klinik. (dil/jpnn)

 


Redaktur & Reporter : M. Adil Syarif

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler