jpnn.com, JAKARTA - Tokyo Verdy, klub yang baru merekrut pemain timnas Indonesia Pratama Arhan, berkompetisi di kasta kedua Liga Jepang atau J League.
Namun, klub ibu kota negeri Sakura itu memiliki nama besar di kasta tertinggi pada era 90-an.
BACA JUGA: Mbak UN Disuruh Mandi Kembang Tanpa Busana, S tak Tahan
Saat awal berdiri pada 1969, Tokyo Verdy sejatinya bernama Yomiuri SC.
Sebuah perusahaan surat kabar yang memang menjadi ciri khas dari kompetisi profesional di Jepang dahulu.
BACA JUGA: Kombes Zulpan Umumkan Nasib 5 Begal Sadis Anggota Brimob, Rasain!
Setelah kompetisi berubah dengan format J League pada 1993, klub kemudian harus meninggalkan identitas perusahaan.
Oleh karena itu, namanya menjadi Verdy Kawasaki.
BACA JUGA: Pratama Arhan Belum Main, Tokyo Verdy Sudah Merasakan Berkah Luar Biasa
Saat mengemban nama Verdy Kawasaki, mereka berhasil menjuarai edisi pertama J League pada 1993.
Pada edisi 1994, mereka back to back champion dan mencatatkan raihan gelar juara untuk kali kedua di era J League.
Pada 2001, Verdy Kawasaki kemudian berpindah home base. Dari Kota Kawasaki menuju Tokyo karena merasa memiliki saingan berat sekota, Kawasaki Frontale.
Oleh karena itu, namanya berganti menjadi Tokyo Verdy.
Namun, mereka harus bersaing dengan klub ibu kota yang juga sudah terkenal dan memiliki basis pendukung sendiri, yakni FC Tokyo.
Masa-masa 2000-an inilah yang menjadi era kelam Verdy.
Pada J League musim 2006, mereka harus mengakhiri perjalanan di posisi papan bawah. Alhasil, mereka terdegradasi.
Pada 2007, Tokyo Verdy bertekad untuk promosi cepat. Mereka mendatangkan pemain asal Brasil yang terkenal dengan postur kekarnya, Hulk.
Performa pemain asingnya itu ternyata cukup bagus dan membawa Verdy bisa kembali promosi ke J1 League.
Saat performa Hulk jadi perhatian tim Eropa sehingga dia kemudian direkrut pada tengah musim oleh FC Porto, Portugal, Tokyo Verdy benar-benar merasakan ketimpangan luar biasa.
Performa tim menurun dan di akhir musim kembali harus degradasi.
Menumpang lewat di J1 league pada 2008, sehingga harus degradasi di musim berikutnya dan klub susah bangkit lagi.
Sampai hari ini, mereka masih di J2 League. Melihat kondisi saat ini, Pratama Arhan harus membuktikan bisa bersaing di sana dan terus meningkatkan kariernya agar menjadi pemain utama. (dkk/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Indekos di Kotagede Mendadak Ramai, Innalillahi
Redaktur : Rasyid Ridha
Reporter : Muhammad Amjad