jpnn.com, JAKARTA - Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) mengungkap sejumlah fakta dari proses investigasi flight data recorder (FDR) black box Lion Air JT610.
Ketua KNKT Soerjanto Tjahjono mengatakan, Lion Air JT610 mengalami kerusakan sebelum jatuh di perairan Tanjung Karawang, Jawa Barat. Kerusakan diketahui terjadi pada bagian penunjuk kecepatan pesawat atau air speed indicator.
BACA JUGA: Kepala Basarnas Ikut Haru, Terbata-bata Menahan Tangis
Kerusakan terjadi bukan hanya pada penerbangan terakhir burung besi tersebut. Kerusakan indikator kecepatan pesawat sudah terjadi dalam empat penerbangan terakhir.
"Pada empat penerbangan terakhir (termasuk JT610) ditemukan kerusakan pada penunjuk kecepatan pada pesawat," kata Soerjanto di kantor KNKT Gambir, Jakarta Pusat, Senin (5/11), seperti dikutip dari JawaPos.com.
BACA JUGA: Keluarga Korban Lion Air Kecewa, Rusdi Kirana pun Membungkuk
Dalam FDR tersebut diketahui data yang terekam berdurasi 69 jam dengan total 19 penerbangan terakhir. Dan parameter yang terekam sebanyak 1.790.
Atas temuan ini, KNKT tengah berupaya mengumpulkan data-data terakhir penerbangan pesawat ini. Termasuk dengan perbaikan yang telah dilakukan oleh pihak teknisi maskapai atas kerusakan indikator kecepatan pesawat.
BACA JUGA: Sebar Foto Alat Vital Kru Lion Air, Nabilla Bisa Dipenjara
"Kami sedang kumpulkan, pelajari baik interview penerbangan sebelumnya, maupun data perbaikan yang dilakukan teknisi maskapai itu," kata Soerjanto.
Di sisi lain, Soerjanto meminta Boeing selaku pembuat pesawat agar segera berbenah atas kerusakan tersebut. Hal ini untuk menghindari pesawat jenis Boeing 373 Max 8 mengalami kerusaka serupa. Mengingat maskapai pengguna burung besi jenis itu cukup banyak di seluruh dunia.
"Kami minta tindakan kepada Boeing untuk cegah kecelakaan serupa pada pesawat itu (Boeing 373 Max 8, Red). Pesawat tersebut di seluruh dunia ada ratusan," pungkasnya. (sat/jpc)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pesawat Baru Tak Selalu Paling Aman
Redaktur : Tim Redaksi