jpnn.com, JAKARTA - Pengamat komunikasi politik Ari Junaidi mengatakan, partai-partai selain PDI Perjuangan perlu upaya ekstra untuk bisa meloloskan jago-jagonya pada Pemilihan Gubernur Jawa Tengah (Pilgub Jateng) 2018. Sebab, selama ini Jateng dikenal sebagai basis PDIP dan dipimpin oleh Gubernur Ganjar Pranowo yang notabene kader partai pimpinan Megawati Soekarnoputri itu.
Menurut Ari, Pilgub Jateng ibarat jalan terjal yang mendaki dan berbatu. Karena itu, figur yang maju pada Pilgub Jateng harus memiliki kendaraan politik yang sesuai.
BACA JUGA: Hasto Sebut Rival PDIP di Pilkada Jatim Halalkan Segala Cara
"Kendaraan yang cocok adalah jenis mobil double cab 4x4 dan kendaraan yang tepat bermerek PDI Perjuangan," ujar Ari kepada JPNN, Jumat (5/1).
Dosen di sejumlah perguruan tinggi itu menjelaskan, dominasi PDIP di Jateng memang sudah terlihat sejak pemilu pertama di era reformasi pada 1999. Begitu Soeharto tumbang pada 1998, PDIP langsung moncer di Jateng.
BACA JUGA: Elite PDIP Pahami Keputusan Anas Batal Dampingi Gus Ipul
Karena itu, kata Ari, rival PDIP di Jateng harus berkoalisi untuk mengusung pasangan calon gubernur dan calon wakil gubernur. Namun, Ari meragukan koalisi yang dibangun Gerindra, PKS dan PAN akan mampu memenangkan Sudirman Said pada Pilgub Jateng.
"Karena itu saya tetap meragukan kinerja mesin partai seperti PKS, PAN dan Gerindra bakal ampuh di Jateng," ucapnya.
BACA JUGA: PDIP Lontarkan Kritik untuk Curhat Ala Partai Demokrat
Ari pun menyebut Ganjar Pranowo punya peluang menang lebih tinggi ketimbang Sudirman. Sebab, faktor PDIP dan Presiden Joko Widodo akan mewarnai Pilgub Jateng.
"Saya kira kedekatan Ganjar dengan Jokowi serta PDIP sangat berpengaruh di memori kolektif pemilih di Jateng," pungkas mantan wartawan itu.(gir/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Resep Anies-Sandi akan Digunakan di Pilgub Jateng?
Redaktur & Reporter : Ken Girsang