jpnn.com - JAKARTA - Partai Hanura mengisyaratkan bergabung dalam koalisi pimpinan PDI Perjuangan (PDIP). Namun rencana koalisi tersebut diperkirakan terkendala dan rawan masalah.
Pasalnya, keikutsertaan Hanura dalam koalisi PDIP rentan terbentur konflik kepentingan dengan Partai NasDem. Seperti diketahui, Ketua Bappilu Partai Hanura Hary Tanoesoedibjo (HT) dulunya pernah menjadi anggota Partai NasDem. Namun, HT hengkang dari partai bentukan Surya Paloh itu karena konflik internal.
BACA JUGA: Rekapitulasi KPU Baru Tuntaskan Suara dari 19 Provinsi
"Apakah Hanura ke PDIP? Belum tentu. Enggak ada jaminan juga koalisi akan harmonis bila Hanura gabung ke PDIP," kata pakar komunikasi politik Universitas Paramadina Hendri Satrio kepada wartawan di Jakarta, Rabu (7/5).
Hendri menuturkan, PDIP akan memiliki poin tambahan bila Hanura merapat dan berkoalisi. Namun, NasDem sangat mungkin menarik dukungan dari PDIP jika harus bersinggungan dengan HT.
BACA JUGA: Ical Cawapres Prabowo, PKS Tetap Enjoy
Apabila NasDem menarik dukungannya, maka peluang calon presiden (capres) PDIP Joko Widodo alias Jokowi untuk berlaga pada pilpres 2014 menjadi lemah.
"Kalau NasDem menarik diri dari PDIP bisa repot juga, jadi tidak strong. Selama ini PDIP dan NasDem 18 persen tambah 7 persen jadi 25 persen, sehingga sudah bisa mencalonkan capres," ujarnya.
BACA JUGA: KPU Baru Rampungkan Rekapitulasi 13 Provinsi
Menurut Hendri, secara historis Hanura lebih tepat berkoalisi dengan Gerindra dan Golkar. Alasannya, Ketua Umum Partai Hanura Wiranto dulunya merupakan kader Partai Golkar.
"Kalau dilihat dari sejarah, Hanura lebih cocok ke Gerindra dan Golkar, karena Wiranto dulunya Golkar," tandasnya.(dil/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... KPU Tetapkan Rekapitulasi Dapil DKI III
Redaktur : Tim Redaksi