Koalisi PDIP-Gerindra Mulus jika Prabowo Tak Maju di Pilpres 2024

Rabu, 09 Juni 2021 – 14:42 WIB
Menhan Prabowo Subianto bersama Presiden Kelima RI Megawati Soekarnoputri saat peresmian patung Bung Karno menunggang kuda di Kantor Kemenhan, Jakarta, Minggu (6/6). Foto: dokumentasi DPP PDI Perjuangan

jpnn.com, JAKARTA - Pengamat komunikasi politik dari Universitas Esa Unggul Jamiluddin Ritonga menilai peluang PDIP berkoalisi dengan Partai Gerindra pada Pilpres 2024 terbuka lebar.

Menurutnya, hal tersebut dilihat dari "kemesraan" Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri dan Ketum Gerindra Prabowo Subianto belakangan ini.

BACA JUGA: 5 Fakta Deklarasi Dukungan untuk Ganjar Pranowo Sebagai Capres 2024

Dia juga menyebut, peluang memasangkan Prabowo-Puan Maharani atau kader lain dari dua partai tersebut masih terbuka.

Persoalannya, siapa yang akan menjadi capres dan cawapres.

BACA JUGA: Survei Terbaru: Bandingkan Elektabilitas Ganjar Pranowo, Prabowo, Puan

“Kalau dilihat dari logika politik seharusnya capres PDIP dan cawapres dari Gerindra," kata Jamiluddin kepada JPNN.com, Rabu (9/6).

Penulis buku Perang Bush Memburu Osama itu menyatakan, hal itu didasari perolehan suara PDIP pada Pileg 2019 yang menempati posisi teratas.

BACA JUGA: 3 Poin Penting Mekanisme Pendaftaran PPPK 2021, Guru Honorer Harus Tahu

Megawati, kata Jamiluddin, tampaknya berkeinginan agar trah Soekarno mengisi posisi kepemimpinan nasional periode 2024-2029.

Sebab, jika tidak menjadi presiden atau wakil presiden hasil pilpres 2024, trah Soekarno akan kehilangan momentum.

“Prabowo dengan elektabilitas yang sangat moncer tentu sulit baginya untuk diusung sebagai cawapres. Apalagi kalau dipasangkan dengan capresnya Puan Maharani yang elektabilitasnya saat ini sangat rendah,” ujar Jamiluddin.

Berkaca pada hal itu, lanjut dia, tentunya Gerindra ingin mengusung Prabowo sebagai capres.

Sebaliknya, PDIP menghendaki posisi yang sama.

"Sulit bagi kedua partai untuk berkoalisi. Kedua partai tersebut akan berpisah dan mencari partai lain untuk berkoalisi," tutur Jamiluddin.

Namun, lanjut dia, koalisi dua partai itu masih terbuka bila Prabowo tidak ikut mencalonkan diri.

"Gerindra misalnya mendorong Sandiaga Uno untuk cawapres, sementara PDIP mengusung Puan Maharani atau Ganjar Pranowo menjadi capres,” kata Jamiluddin.

Menurut mantan dekan Fakultas Ilmu Komunikasi IISIP itu, pasangan Puan-Sandiaga memang bisa diduetkan. Hanya saja, peluang pasangan ini menang pada pilpres 2024 sangat kecil.

Penyebabnya, faktor Puan kurang memiliki nilai jual sedangkan pasangan Ganjar-Sandiaga jauh lebih menjual.

Sebab, pasangan Ganjar-Sandiaga dinilai dua individu yang memiliki elektabilitas yang baik. Keduanya, memiliki nilai jual yang bagus untuk dipasarkan sehingga peluang menang masih terbuka.

“Pasangan Ganjar-Sandiaga atau sebaliknya tampaknya lebih menjanjikan," kata Jamiluddin. (cr3/jpnn)

Kamu Sudah Menonton Video Terbaru Berikut ini?


Redaktur & Reporter : Fransiskus Adryanto Pratama

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler