jpnn.com, JAKARTA - Koalisi Bersama Rakyat (KOBAR) ikut merespons dinamika politik setelah putusan Mahkamah Konstitusi (MK) mengenai persyaratan batas usia Capres dan Cawapres beberapa waktu lalu.
KOBAR menilai, adanya dukungan ataupun kritikan dari publik terhadap putusan MK tersebut adalah hal yang wajar dalam negara demokrasi.
BACA JUGA: Akankah Keluarga Jokowi Menjadi Dinasti Politik Selanjutnya?
Namun kritik tetap harus mengedepankan etika dan menghormati harkat martabat setiap orang, terkhusus terhadap presiden sebagai kepala negara.
"Kami dari Koalisi Bersama Rakyat heran dan menyesalkan adanya kritik dan komentar di media sosial dari beberapa elite politik, pengamat, dan influencer, yang sangat berlebihan, bahkan mendiskreditkan dan menyerang figur Presiden Jokowi dan keluarganya," kata Deklarator dan Pendiri KOBAR Arnold Panjaitan di Jakarta, Jumat (20/10).
BACA JUGA: Jokowi Langsung Disambut Prabowo di Bandara, Perhatikan Gesturnya
Menurut KOBAR, respons yang muncul dari para elite politik, pengamat, dan influencer ini, hanya memakai perspektif sepihak saja dan tidak memiliki landasan yang jelas.
"Mereka-mereka ini yang selama sembilan tahun mendukung kepemimpinan Presiden Jokowi, kenapa belakangan ini justru menyerang Pak Jokowi dan keluarganya. Alasannya juga tidak mendasar, apa karena mereka merasa kepentingannya tidak diakomodir? Kan Pak Jokowi masih nyatakan ojo kesusu, ojo grusa grusu," ujar Arnold yang juga merupakan Ketua DPD GAMKI Jawa Timur ini.
BACA JUGA: Heran dengan Sikap Jokowi & Gibran, Politikus Senior: PDIP Salah Apa? Bu Mega Salah Apa?
Arnold menduga, hujatan dan serangan ini yang justru bisa membuat Presiden Jokowi dan keluarganya tidak nyaman dan malah dapat merenggangkan hubungan baik yang selama ini telah terjalin.
"Sekarang mereka menyerang Pak Jokowi, padahal selama sembilan tahun ini, mereka-mereka ini yang sudah banyak menikmati pemerintahan Jokowi. Jangan mau enaknya saja, pas sudah beda kepentingan, langsung lupa dengan kebaikan-kebaikan yang dilakukan Pak Jokowi," tegas Arnold.
Namun, KOBAR memastikan, masih sangat banyak rakyat Indonesia yang mencintai Presiden Jokowi dan tidak terpengaruh dengan narasi negatif yang dibangun di media sosial pasca putusan MK beberapa hari lalu.
"Mayoritas rakyat Indonesia mencintai dan puas dengan kepemimpinan Presiden Jokowi. Pak Jokowi juga membuat Indonesia disegani oleh para pemimpin dunia. Rakyat masih ingin visi kepemimpinan Presiden Jokowi dilanjutkan oleh pemimpin berikutnya," ujarnya.
Ia menilai, menjelang Pilpres 2024 ini, banyak partai politik dan calon Presiden yang mengharapkan dukungan dari Presiden Jokowi karena masih sangat besarnya kepercayaan rakyat kepada beliau.
"Pak Jokowi masih terus berusaha agar Pemilu 2024 tidak ada polarisasi ataupun konflik di antara elit politik. Beliau berusaha agar Pemilu ini menjadi momen kegembiraan rakyat. Ssesama kawan sendiri tidak saling serang, tidak berkompetisi seakan-akan setelah Pemilu 2024 akan kiamat," terang Arnold.
Hal ini, lanjut Arnold, yang berkali-kali dalam berbagai forum disampaikan oleh Presiden Jokowi. Beliau berharap elit politik dan rakyat Indonesia bisa menjalani momen Pemilu 2024 dengan guyub, damai, tidak saling menyerang, melainkan mengedepankan gagasan dan program.
"Kesabaran dan ketulusan Pak Jokowi ini yang kami kagumi. Walaupun dihujat dan diserang bahkan oleh teman sendiri, beliau tetap menjalankan tugas kenegaraan dengan sebaik-baiknya, karena beliau sangat mencintai rakyat Indonesia," kata Arnold.
Arnold menegaskan, KOBAR sebagai barisan loyalis Pak Jokowi akan selalu setia tidak hanya hingga masa jabatan Jokowi berakhir, namun juga seterusnya, demi terwujudnya visi Indonesia Emas 2045.
"KOBAR dan barisan rakyat yang tergabung di dalamnya bukan orang-orang yang tidak tahu berterimakasih, bukan orang-orang yang cepat lupa, lupa dengan prestasi dan kebaikan dari Pak Jokowi. Kami adalah orang-orang yang loyal, setia bersama Pak Jokowi, dan manifesto politik KOBAR pada Pemilu 2024 akan sejalan dengan arah dari Pak Jokowi," pungkasnya. (dil/jpnn)
Jangan Lewatkan Video Terbaru:
Redaktur & Reporter : M. Adil Syarif