jpnn.com, JAKARTA - Siapa tak kenal dengan sosok jin berpakaian adat yang kerap wara-wiri dalam iklan di televisi beberapa tahun belakangan. Sejak kemunculan perdananya pada tahun 2009, sosok jin dalam iklan Djarum 76 ini selalu tampil dalam berbagai versi cerita yang lucu dan konyol. Benang merahnya, ia selalu punya solusi nyeleneh dalam mengabulkan permintaan orang.
Teranyar, sosok om jin ini menampilkan pahlawan super alias superhero. Dalam video yang beredar di platform YouTube, sosok om jin yang diperankan Totos Rasiti ini hendak mengabulkan permintaan seorang pria bersama pasangannya yang baru selesai nonton film di bioskop. Terinsipirasi sosok superhero di film, tanpa pikir panjang, si pria langsung minta agar dirinya dijadikan seperti superhero yang punya kekuatan super.
BACA JUGA: Indro Warkop dan Edo Kondologit Berharap Papua Damai Â
BACA JUGA: Indro Warkop dan Edo Kondologit Berharap Papua Damai
Seperti biasa, jin punya interpretasi kocak terhadap permintaan bos barunya ini. Alih-alih superhero gagah, ia malah mengubah pria tersebut menjadi sosok yang menggelikan. Rupanya jin mengubah pria itu menjadi mahluk berfisik seperti seekor kera mengenakan body armour layaknya superhero ala film Hollywood. Superhero ini malah lebih mirip sosok fiktif kera sakti nakal dalam legenda Tiongkok, hanya saja dengan tampilan yang modern. Alhasil, “buah karya” jin kali ini membuat banyak orang terpingkal-pingkal.
BACA JUGA: Ibu Kota Pindah ke Kalimantan Timur, Begini Komentar Tantri Kotak
Viralnya iklan jin ini ditanggapi Totos Rastiti, sang pemeran sosok jin, yang merasa terapresiasi dengan komentar positif netizen. Sosok yang menggeluti dunia peran sejak berkuliah di Institut Kesenian Jakarta ini mengatakan sesungguhnya ada pesan dan makna tersirat dalam setiap cerita yang diangkat dalam iklan Djarum 76 tersebut.
BACA JUGA: Ibu Kota Pindah ke Kalimantan Timur, Begini Komentar Tantri Kotak
BACA JUGA: Gadis dengan Senyum Lebar Ini Khawatir Pemindahan Ibu Kota Merusak Paru-Paru Dunia
Terlepas dari aksi jin yang kocak, menurut Totos, ada kritik sosial yang dapat dimaknai secara positif oleh masyarakat. Demikian halnya dengan interpretasi superhero yang diangkat dalam versi kali ini, punya kaitan dengan isu sosial yang berkembang di masyarakat.
"Sekarang ini banyak orang pengin jadi pahlawan, padahal realitasnya sebenarnya tidak mendukung hal itu. Misalnya di tengah ramainya isu politik belakangan ini, banyak banget orang yang tiba-tiba pengin ngurusin negara, tiba-tiba pengin jadi superhero. Tapi kenyataannya berbeda. Akhirnya cuma jadi bahan lelucon aja. Tindakan orang yang pengin jadi superhero ini malah jadi bahan ketawaan orang," ungkap Totos Rasiti.(mg7/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Luna Maya Ultah, Ariel Noah Sudah Kasih Ucapan?
Redaktur & Reporter : Djainab Natalia Saroh