jpnn.com, JAKARTA - Pengamat politik Muradi mengatakan peluang Jusuf Kalla (JK) maju sebagai calon presiden yang berpasangan dengan Anies Baswedan di Pilpres 2019 tetap terbuka. Meski JK dan Anies bukan ketua umum partai politik, tapi Muradi menyebut keduanya tetap punya kans.
"Dalam politik hal tersebut memungkinkan terjadi. Masalahnya sejauh mana dukungan partai politik dan tingkat elektabilitasnya,” ujar Muradi kepada JPNN, Selasa (10/7).
BACA JUGA: Hasil Survei seperti Ini, Siapa Berani Lawan Jokowi?
Menurut Muradi, peluang JK menggandeng Anies sama besarnya dengan kemungkinan gubernur DKI itu berpasangan dengan Ahmad Heryawan (Aher), Prabowo Subianto-Aher atau bahkan JK-Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
Hanya saja, kata Muradi, jika JK mau menggandeng Anies maka harus bekerja keras meyakinkan sejumlah partai politik untuk mengusungnya. Sebab, tiket mengusung pasangan calon presiden ada di tangan sejumlah parpol pemilik kursi DPR hasil Pemilu 2014.
BACA JUGA: Putra Amien Rais tak Keberatan Anies Gantikan Prabowo
Namun, Muradi meyakini JK tak akan maju sebagai capres. Dalam analisisnya, mantan ketua umum Golkar itu sedang mempersiapkan Anies sebagai penerusnya di panggung politik.
"Sebagai personal dia (JK) tidak bisa lagi mendampingi Jokowi karena alasan konstitusi. Nah, sebagai bagian dari elite politik senior, JK sepertinya juga membutuhkan penerus yang mampu menjaga akses politiknya. Saya kira hal ini lumrah saja dalam politik," katanya.
BACA JUGA: Presiden PKS Sebut Jabatan Anies Sudah Selevel Wapres
Muradi menduga JK memiliki kepentingan yang tak sekadar agar memiliki penerus politik, tapi juga interes lain yang kemungkinan baru akan terjawab setelah Pemilu 2019 mendatang. "Pertanyaannya, mengapa JK terkesan terus mengupayakan Anies untuk posisi politik tertentu, padahal saat di Jakarta (Pilkada 2017) kemenangan Anies membuat publik terbelah," pungkas Muradi.(gir/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pendaftaran Bakal Capres 4 Agustus, Siapa Penantang Jokowi?
Redaktur & Reporter : Ken Girsang