jpnn.com, JAKARTA - Honorer K2 kembali menyampaikan kekecewaannya atas sikap Ketum PB PGRI Unifah Rosyidi yang menganggap pengangkatan honorer tua menjadi pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja (PPPK) sebagai solusi dari pemerintah yang harus diterima.
Koordinator Wilayah Forum Honorer K2 Indonesia (FHK2I) DKI Jakarta Nurbaiti menilai, pernyataan Unifah itu tidak sesuai dengan aspirasi honorer K2.
BACA JUGA: Honorer K2 Kembali Pertanyakan Sikap Ketum PB PGRI
"Jangan salah loh ya. Kami yang honorer juga bayar iuran bulanan ke PGRI tapi kok kami digiring ke PPPK. Adilkah ini?," ujar Nurbaiti kepada JPNN, Kamis (25/10).
Dia mengimbau PB PGRI berpikir panjang sebelum mengambil keputusan. Honorer K2 salut pengurus PB PGRI sudah bertemu presiden dan MenPAN-RB. Namun honorer K2 kecewa kenapa solusinya hanya sebatas PPPK.
BACA JUGA: Honorer K2 Mogok Mengajar karena Kecewa dan Marah
Kalau memang tidak mau melanggar UU, lanjutnya, mestinya PB PGRI minta kepada presiden segera sahkan revisi UU ASN atau Keppres buat menyelesaikan honorer K2.
BACA JUGA: Koordinator Honorer K2 Kalbar: Kami Mendukung Pak Prabowo
BACA JUGA: Ketahuilah, PB PGRI Desak Revisi UU ASN Demi Honorer K2
"Wong guru bantu DKI saja bisa kok presiden buatkan Keppres, mereka tuntas di 2017. Padahal usia mereka semua di atas 35 tahun," tandasnya. (esy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Janji Terus Perjuangkan Guru Honorer K2
Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad