jpnn.com, SURABAYA - Polsek Semampir, Surabaya mengungkap sindikat penyelundupan burung cenderawasih.
Caranya mengulang kasus penyelundupan kakatua yang heboh tahun lalu.
BACA JUGA: Tujuh Satwa Dilindungi Dilepas di Taman Nasional Baluran
Burung cenderawasih yang eksotis itu dijejalkan dalam botol air mineral.
Satu orang telah diamankan. Identitas penadahnya juga sudah diketahui.
BACA JUGA: Lapor! Ada yang Jual Bebas Satwa Terlarang di Sini
''Kami masih melakukan penyelidikan. Kami ingin mengungkap jaringan yang lebih besar,'' kata Panitreskrim Polsek Semampir Iptu Yaji.
Penangkapan tersebut terjadi pada Selasa (15/8). Ketika itu polisi mendapat informasi adanya penyelundupan sembilan cenderawasih melalui KM Lambobar dari Papua.
BACA JUGA: Hutan Sangat Strategis Menunjang Kecakapan Prajurit TNI
Polisi pun langsung menyanggong kapal tersebut, tetapi tidak segera melakukan penangkapan.
Dengan sabar, polisi menanti satu per satu penumpang yang turun.
Hingga akhirnya, ada seorang penumpang yang tindak tanduknya mencurigakan. Belakangan, diketahui namanya Eko Siawoyko.
''Selain itu, ciri-cirinya sama dengan informasi yang kami terima,'' ucapnya.
Begitu yakin dengan informasi tersebut, polisi langsung merancang penangkapan.
Sesaat setelah Eko tiba di Jalan KH Mansyur Surabaya (yang berarti sudah masuk wilayah hukum Polsek Semampir), tiga orang reserse langsung menangkapnya.
Eko tidak bisa mengelak ketika petugas menemukan sembilan burung dari Papua itu dalam kondisi mengenaskan.
Polisi pun langsung menahan Eko. Kepada penyidik, Eko mengaku hanya sebagai kurir.
Dia hendak mengantarkan sembilan burung yang dilindungi tersebut ke seseorang bernama Ozy di kawasan Rungkut.
Hingga kemarin, Ozy masih belum ditangkap. Selain itu, Eko tidak mengaku mendapat bayaran. Dia hanya dititipi oleh temannya.
Tentu petugas tidak percaya begitu saja. ''Penyelidikan kami masih belum tuntas. Kami menduga ada sindikat perdagangan hewan eksotis yang lebih besar di Indonesia,'' kata Yaji.
Yaji hanya menjelaskan, sampai saat ini, burung tersebut masih dalam keadaan hidup.
Dia dan anggotanya sudah melemparkan barang bukti itu ke Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jatim di Juanda.
''Saya masih perjalanan mau ke sana untuk menyerahkan barang bukti tersebut," jelasnya.
Menanggapi hal itu, Kapolsek Semampir Kompol Naufil Hartono juga tidak mau berkomentar banyak.
Menurut data yang dia ketahui, kasus tersebut masih belum utuh. Beberapa informasi masih terpecah satu sama lain. Penyelidikan juga masih berjalan.
''Nanti saja kalau sudah diringkus semua pelakunya," ungkapnya.
Mantan Kapolsek Sidoarjo Kota itu menyatakan akan segera merilis kasus tersebut. Dia tidak berniat menutup-nutupi. (bin/c20/ano/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Lihat Nih, Panglima TNI Lepas Harimau Sumatera
Redaktur & Reporter : Natalia