jpnn.com - TAMPAK dari kejauhan, Kolonel (Purn) Zainal Khairul tak mau kalah dengan prajurit aktif.
Meski sudah berusia 74 tahun, veteran TNI Angkatan Darat ini berdiri tegap layaknya prajurit sedang mengikuti upacara.
BACA JUGA: KSAD Jenderal Maruli Minta Lulusan Akmil Terapkan Metode Berpikir Ilmiah
Zainal Khairul adalah lulusan Akademi Militer (Akmil) 1975.
Lulus dengan pangkat Letnan Dua (Letda), Zainal bertugas di Batalyon Infanteri (Yonif) 408/Suhbrastha Kodam IV Diponegoro.
BACA JUGA: Syahganda Minta Prabowo Menganugerahkan Gelar Pahlawan Nasional Pada Rachmawati
Mengingat masa-masa aktif menjadi tentara, Zainal ditempatkan di sejumlah daerah di Indonesia.
Selain Kodam IV Diponegoro, dia pernah bertugas di Kodam IX Udayana, sebelum akhirnya di Timor Timur pada 1976.
BACA JUGA: Dasco Sebut Arinal Djunaidi Dapat Tugas Khusus di Luar Kabinet Prabowo-Gibran
Ketua Legiun Veteran Republik Indonesia (LVRI) Jawa Tengah ini banyak mengenang masa dinasnya di Timor Timur, sekarang Timor Leste.
Dia bertugas dalam operasi mempertahankan teritori Indonesia di Timtim sebanyak empat kali.
"Operasi di sana, mereka ingin kemerdekaan. Pada saat berangkat, saya sebagai komandan peleton," kata Zainal, ditemui seusai Upacara HUT ke-79 RI di Lapangan Pancasila, Simpang Lima, Kota Semarang, Sabtu (17/8).
Selanjutnya pada 1984, Zainal diterjunkan melaksanakan operasi di Timor Timur kembali.
Saat itu, dia menjabat sebagai perwira operasi dari Bataliyon 408 Kodam IV Diponegoro.
Ketiga kalinya, teman seangkatan eks Panglima TNI Jenderal (Purn) Djoko Santoso ini menerima tugas ke Timor Timur pada 1994 hingga 1995.
"Lalu saya berangkat lagi pada 1999, (saat itu) dilakukan jajak pendapat, sebagai asisten teritorial," katanya.
Kekalahan jajak pendapat itu membuatnya harus meninggalkan Timor Timur.
Provinsi Timor Timur memisahkan diri dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), berdiri sendiri menjadi negara baru, setelah melalui proses referendum.
"Kalah jajak pendapat, yang menang Fretilin, di situlah kami tinggalkan Timor Timur, banyak sekali pengorbanan, tetapi itulah politik, kita tak bisa menghindari lagi," ujarnya.
Bersama Prabowo Subianto di Timor Timur
Zainal yang merupakan pasukan pejalan kaki atau infanteri ini juga memiliki kenangan bertempur mempertahankan NKRI bersama Prabowo Subianto di Timor Timur.
Dia bilang, pernah melakukan koordinasi dengan Prabowo Subianto yang merupakan pasukan Komando Pasukan Khusus (Kopassus) itu. Seringkali koordinasi melalui pesawat radio.
"Pak Prabowo itu satuan khusus, kalau saya Infanteri dari 408, ketemu kalau saat koordinasi operasi, waktu saya di Timor Timur pangkat Lettu, beliau sudah Kapten karena senior saya satu tahun," katanya.
Berkaitan dengan peringatan HUT ke-79 Kemerdekaan RI, kolonel asal Padang ini berharap generasi penerus harus memiliki rasa cinta terhadap Tanah Air.
Menurutnya, tak ada yang sulit untuk bangga dengan Indonesia.
Kekuatan semangat para pendahulu, menurutnya, harus dijadikan contoh bagi para generasi muda dalam menghadapi setiap tantangan.
"Kalau dulu pantang menyerah menghadapi musuh, sekarang adalah pantang menyerah pada situasi sekarang karena banyak sekali soal teknologi, narkoba, dan budaya asing," katanya.(mcr5/jpnn)
Redaktur : Soetomo Samsu
Reporter : Wisnu Indra Kusuma