Kombes Budhi Herdi Susianto Sempat ke Rumah Dinas Ferdy Sambo, Begini Ceritanya

Kamis, 03 November 2022 – 20:56 WIB
Rumah dinas Kadiv Propam Polri di Kompleks Polri Duren Tiga, Jakarta Selatan, yang menjadi TKP pembunuhan berencana terhadap Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J. Kombes Budhi Herdi Susianto pergi ke lokasi itu setelah ambulans membawa jenazah Brigadir J pada 8 Juli 2022 malam Foto: dokumentasi JPNN.com/Kenny Kurnia Putra

jpnn.com, JAKARTA - Eks Kapolres Jakarta Selatan Kombes Budhi Herdi Susianto sempat menyambangi lokasi kejadian penembakan yang menewaskan Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J di rumah dinas, Duren Tiga, Jakarta Selatan.

Kombes Budhi pergi ke lokasi penembakan itu setelah ambulans membawa jenazah Brigadir J pada 8 Juli 2022 malam.

BACA JUGA: Saksi Kunci Sakit, Sidang Etik Ipda ADG Eks Anak Buah Kombes Budhi Herdi Susianto Diskors

Hal itu disampaikan eks Kanit 1 Reskrim Polres Jaksel AKP Rifaizal Samual saat menjadi saksi untuk terdakwa Irfan Widyanto di Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Selatan, Kamis (3/11).

"Setelah ambulans pergi, setengah jam kemudian, Kapolres (Kombes Budhi, red) datang bertanya terkait apa yang disampaikan Kasat (AKBP Ridwan, red) di mana barang bukti, di mana saksi?" tanya Budhi sebagaimana disampaikan Samual di ruang sidang.

BACA JUGA: Buntut Kematian Brigadir J, Giliran Eks Anak Buah Kombes Budhi Disidang Etik, Apa Perannya?

Rifaizal Samual mengatakan bahwa para saksi telah digelandang ke Propam Mabes Polri.

"Saya sampaikan saksi dibawa ke Propam, kami diarahkan untuk mengejar saksi tersebut untuk berkoordinasi dan melanjutkan pemeriksaan," ujar Samual.

BACA JUGA: Kombes Budhi Ungkap Fakta soal Ratusan Anak Panah di Batalyon 120 Makassar, Lihat

Samual mengatakan pihaknya memeriksa Bharada Richard Eliezer, Bripka Ricky Rizal, dan Kaut Ma'ruf pertama kali guna mengungkap insiden baku tembak sebagai penjelasan Ferdy Sambo kala itu.

Konon, Bharada Richard menyebut bahwa insiden penembakan itu dipicu adanya dugaan pelecehan oleh almarhum.

"(Pelecehan, red) di rumah Duren Tiga, kamar Ibu PC," ujar Samual.

Sementara itu, Kuat Ma'ruf mengatakan kepada penyidik bahwa dirinya dan lainnya mendengarkan suara Putri Candrawathi meminta tolong.

"Kuat Ma'ruf mengatakan pada hari itu juga. Mereka bertiga mendengar ada suara minta tolong dari ibu yang membuat akhirnya mereka turun," ujar Samual.

Samual mengatakan keterangan yang diperoleh dari tiga terdakwa pada saat itu juga menyebut peristiwa tembak-menembak terjadi di ruangan tengah.

"Kalau untuk saudara Ricky dari arah luar, maju masuk, maju mengarah ke arah ruang tengah dan terjadi peristiwa tembak-menembak," tutur Samual. (cr3/jpnn)


Redaktur : Tarmizi Hamdi
Reporter : Fransiskus Adryanto Pratama

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler