jpnn.com, JAKARTA - Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G. Plate menyampaikan pihaknya bersama PT. Telkom Indonesia telah menyiapkan jaringan alternatif untuk mitigasi gangguan SKKL Sulawesi Maluku Papua Cable System (SMPCS).
Seperti diketahui sejak seminggu terakhir, terjadi gangguan jaringan Sistem Komunikasi Kabel Laut (SKKL) rute Jakarta-Surabaya dan Merauke-Timika milik PT. Telkom Indonesia.
BACA JUGA: Siaran TV Analog di 8 Wilayah Dihentikan, Kemenkominfo: Masyarakat Beruntung
Menurut Johnnya, terjadi dua kali gangguan SKKL atau jaringan kabel serat optik di Indonesia. Pertama gangguan terhadap SKKL Jakarta-Surabaya. Kedua, jaringan fiber optic Sulawesi, Maluku, Merauke sampai ke Timika.
"Gangguan ini sedang dilakukan mitigasi apa penyebabnya,” kata Johnny dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Rabu (11/5).
BACA JUGA: Kemenkominfo Ajak Masyarakat Beralih dari Tv Analog ke Digital
Mengenai jaringan SKKL Jakarta-Surabaya, Menteri Johnny menyatakan PT Telkom Indonesia telah melakukan perbaikan jaringan.
“Syukur alhamdulillah bahwa PT Telkom dengan sigap melakukan perbaikan. Selesai pada tanggal 6 Mei yang lalu sehingga layanan telekomunikasi tulang punggung data yang besar dapat terjaga dengan baik,” ungkap Johnny.
BACA JUGA: Johnny G Plate Ungkap Tantangan bagi BAKTI Kemenkominfo
Dia menyebut gangguan SKKL akan memengaruhi kualitas layanan telekomunikasi dan berdampak terhadap kualitas layanan akses internet di wilayah Papua.
Johhny menilai saat terjadi gangguan SKKL Merauke-Timika, kapasitas kebutuhan traffic diperkirakan sebesar 42 GB. Oleh karena itu, Kementerian Kominfo dan PT Telkom Indonesia telah menyiapkan jaringan alternatif sebagai langkah mitigasi.
“Recovery dilakukan dengan memanfaatkan back up link sebesar 3,25 GB. Dari Palapa Ring sebesar 1,25 GB dan satelit sebesar 2 GB,” tandasnya.
Menteri Johnny mengidentifikasi tiga penyebab gangguan SKKL selama ini. Adapun penyebab pertama berkaitan dengan aktivitas manusia di perairan, kedua aktivitas vulkanis bawah laut yang memicu kabel serat optik lumer dan putus, serta ketiga aktivitas geologi atau longsor tebing bawah laut.
“Masing-masing model di setiap kasus akan dilihat bagaimana cara penanganannya sesuai penyebabnya,” tuturnya.
Johnny menyebutkan pemulihan jaringan SKKL Merauke-Timika membutuhkan waktu karena berkaitan dengan ketersediaan Kapal DNEX Pacific Link (DPL).
“Karena ini terjadi pada SKKL di laut, maka untuk melakukan perbaikan jaringan dibutuhkan untuk segera men-deploy kapal. Saat ini sangat terbatas jumlah kapal di Indonesia yang mempunyai kemampuan untuk melakukan penggelaran jaringan fiber optic di laut,” jelasnya.
Menteri Johnny menyatakan saat ini Kapal DPL tengah kembali ke Batam setelah memperbaiki gangguan pada SKKL Jakarta-Surabaya. Selanjutnya setelah melakukan pengisian bahan bakar kembali dan pengecekan ulang, kapal akan memperbaiki jaringan SKKL Merauke-Timika.
“Sehingga kapal tersebut baru bisa available setelah dari Batam yang kita perkirakan nanti akan segera berangkat menuju ke Merauke dan menyelesaikan perbaikan jaringan kabel laut Merauke-Timika," jelasnya.
Saat ini Kemenkominfo dan PT Telkom Indonesia memperkirakan akhir Mei 2022, perbaikan gangguan SKKL Mearuke-Timika akan selesai.
“Diharapkan selesai pada tanggal 26 Mei sebelum akhir bulan ini. Dengan demikian, kita harapkan layanan transmisi data dapat berlangsung dengan baik,” jelas Menkominfo Johnny. (mcr10/jpnn)
Redaktur & Reporter : Elvi Robiatul