jpnn.com, JAKARTA - Direktur Pusat Riset Politik Hukum dan Kebijakan Indonesia (PRPHKI) Saiful Anam mengomentari soal Bripka Ricky Rizal alias RR berbalik arah dan membantah skenario Ferdy Sambo terkait kematian Brigadir J.
Menurut Anam, berbalik arahnya Bripka Ricky Rizal bakal membuat terang kasus pembunuhan anggota Brimob Polri itu.
BACA JUGA: Kelakuan Oknum Polisi Ini Merusak Citra Institusi, Wakapolres Sampai Minta Maaf
"Saya kira dengan berbalik arahnya Bripka Ricky makin membuat terang peristiwa sehingga akan semakin menyudutkan Ferdy Sambo," kata pakar hukum tata negara Universitas Indonesia itu kepada JPNN.com, Minggu (11/9).
Anam juga menilai perubahan keterangan Ricky juga bakal berpengaruh pada skenario palsu Ferdy Sambo yang selama ini memengaruhi perspektif publik terkait kematian Brigadir J.
BACA JUGA: Bripka Ricky Mendadak Berbalik dan Serang Ferdy Sambo, Begini Analisis Pakar Hukum
"Dengan berbalik arahnya Bripka Ricky, maka akan mengubah skenario (palsu) Sambo," ujarnya.
Menurut Anam, pengakuan Bripka Ricky Rizal yang membantah skenario Ferdy Sambo juga akan mengubah konstruksi hukum kasus tersebut sehingga peristiwanya makin terang.
BACA JUGA: Video Sejoli Mesum Dalam Mobil Viral, Polda Bali Bergerak, Pelaku Siap-Siap Saja
"Tinggal nanti di persidangan bagaimana hakim dan jaksa berani membongkar motif apa sesungguhnya yang terjadi sehingga Sambo melakukan demikian," ujar Anam.
Sebelumnya, pengacara Bripka Ricky Rizal, Erman Umar mengatakan kliennya telah berkata jujur ihwal kematian Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J.
Menurut Erman, kliennya semula memang masih sejalan dengan skenario sang pimpinan, Ferdy Sambo yang menyebut kematian Brigadir J karena baku tembak.
Namun, setelah bertemu dengan keluarga di Rutan Bareskrim Polri, Bripka Ricky kini memilih berlawanan arah dengan skenario Ferdy Sambo.
"Dia (Bripka Ricky) berbalik arah. Itu setelah didatangi keluarga, adik kandung sama istri," kata Erman di Bareskrim Polri, Kamis (8/9). (cr1/jpnn)
Video Terpopuler Hari ini:
Redaktur : M. Fathra Nazrul Islam
Reporter : Dean Pahrevi