Komentar Reza dan Helmy Setelah Jalani Trial di Uni Arab Emirates

Selasa, 31 Desember 2019 – 23:16 WIB
M Reza Kusuma (kanan) dan Helmy Putra Damanik (kiri) saat mengikuti trial di UEA. Foto: Fanny Riawan for JPNN

jpnn.com, JAKARTA - Dua anak Vamos Indonesia yang saat ini sedang melakukan serangkaian trial (uji coba) sepak bola di Uni Arab Emirates, Muhammad Reza Kusuma, 19, dan Helmy Putra Damanik, 19, berkesempatan melihat langsung jalannya pertandingan Liga Divisi Dua Uni Arab Emirates (28/12).

Mereka menyaksikan langsung pertandingan antara tim Regional Sport melawan Quattro. Pertandingan yang digelar petang hari di suhu berangin dengan cuaca sekitar 180 C ini berlangsung dengan tempo tinggi dan cepat.

BACA JUGA: Dua Penggawa Vamos Indonesia Dilirik Klub di UEA

Reza dan Helmy merasakan langsung perbedaan antara pertandingan tim-tim Spanyol (yang biasa mereka ikuti) dengan tim yang ada di Uni Arab Emirates. Reza menyebut kalau pertandingan di Spanyol jarang “mengambil” kaki lawan untuk merebut bola.

“Tetapi di pertandingan divisi dua ini, pemain harus ngotot untuk mempertahankan bola. Masalahnya, sering saya lihat, pemain gampang cedera karena ditubruk lawan main,” kata Reza.

BACA JUGA: Bikin Malu Korps Bhayangkara, Lima Polisi Ini Dipecat dengan Tidak Hormat

Bahkan Reza pun sempat merasakan hal yang sama di saat menjalani trial. “Perut saya sampai dihantam pakai dengkul. Untung tidak terlalu keras. Tetapi sempat bikin puyeng juga sih,” ujar Reza.

Helmy menambahkan dari pengamatannya, pertandingan di Divisi Dua ini lebih mirip dengan yang ada di Indonesia. Helmy menyatakan, “Setiap pemain yang mendapat bola, langsung buru-buru bikin “long” ke tengah atau ke depan. Kalau di Spanyol kan lebih sabar, tiki taka dan tidak buru-buru”.

BACA JUGA: Viral, Seorang Remaja Putri Dibegal Lima Orang di Tengah Jalan

Federasi Sepakbola Uni Arab Emirates (UAEFA) untuk tahun ini mulai menggelar Liga Divisi Dua, karena mengakomodir banyaknya klub yang kini sudah mulai tumbuh baik di Abu Dhabi maupun Dubai dan kota-kota lainnya.

Liga Divisi Dua ini diikuti oleh 10 klub dimana Regional Sport adalah salah satu timnya. Musim pertama ini, Liga Divisi Dua, berjalan mulai Oktober dan akan berakhir di Maret mendatang. Seluruh pertandingan Liga harus berhenti di saat musim panas, yang suhu terpanas di Abu Dhabi bisa mencapai 500C.

Namun ketika Rabu lalu (25/12), Reza dan Helmy berdua turun penuh di babak pertama pertandingan uji coba antara Al-Jazira FC melawan Quattro, mereka merasakan atmosfer yang berbeda.

Bermain dengan tim Al-Jazira FC yang kini ada di papan atas Liga Divisi Utama UAE (sekarang disebut dengan nama Arabian Gulf League sebelumnya UAE Pro League) terasa sangat beda. Pemain sangat mengandalkan passing yang terarah dan sudah memiliki strategi pola permainan. Hasil akhirnya tim Al-Jazira FC menang 1-0.

Di Asia, Liga Sepak Bola Uni Emirat Arab atau Arabian Gulf League meneruskan dominasinya dalam rangking kompetisi AFC. Untuk keempat kalinya di akhir tahun 2017 lalu, Arabian Gulf League ditetapkan menjadi liga terbaik di Asia dalam daftar yang dirilis AFC di websitenya.

Sebelumnya, Arabian Gulf League juga menjadi liga dengan peringkat teratas pada Februari, Juni dan Oktober. Arabian Gulf League mengungguli 45 liga lain dengan perolehan poin 95.428.

Di tempat kedua ditempati Liga Korea Selatan K- League dan tempat ketiga ditempati Liga China, Q-League. Meski saat ini, posisi Arabian Gulf League tidak lagi di nomor satu (kini ditempati China), Liga teratas di UAE ini masih ada di papan atas versi AFC Desember 2019 ini.

Kesuksesan Arabian Gulf League menjadi liga terbaik di Asia salah satunya adalah karena penampilan klub-klub asal Uni Emirat Arab di Liga Champions Asia yang cukup memukau. Pada tahun 2015 Al-Ahli menjadi runner up Liga Champion Asia, dan tahun berikutnya 2016 giliran Al-Ain yang menjadi runner up Liga Champions. Al-Ain juga pernah menjadi runner up tahun 2005 lalu, dan menjadi juara pada tahun 2003.

Arabian Gulf League saat ini masih menjadi salah satu liga paling kompetitif di dunia. Selain karena diisi oleh klub-klub yang kekuatannya merata, Liga kasta tertinggi di UEA ini hanya diikuti 12 tim saja. Hal tersebut menjadikan Arabian Gulf League sebagai salah satu liga dengan peserta paling sedikit di dunia.

Selain juga karena prestasi klub-klubnya di Liga Champions Asia, keberhasilan Arabian Guld League menjadi liga terbaik tak lepas dari kemampuan federasi sepakbola negara tersebut mengelola liga secara profesional. Pada bulan November 2017 lalu, Pro League Committe (operator liga UEA) mendapatkan penghargaan Best Football Organisation of The Year di SPIA Asia Awards.

PLC juga memenangkan 2017 AFC League Development Programme Award. Jadi pantaslah kalau banyak pemain kini mulai melirik ke Uni Arab Emirates yang Desember 2019 ini peringkat FIFA nya berada di ranking 71. Pemain asal Brasil menjadi primadona di Arabian Gulf League. Tercatat ada sebanyak 18 pemain asal Brasil di Arabian Gulf League.(antara/jpnn)


Redaktur & Reporter : Budi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler