jpnn.com, JAKARTA - Anggota Wantimpres Muhammad Mardiono mengaku belum pernah dimintai pendapat oleh Presiden Jokowi tentang pergantian menteri di kabinet Indonesia Maju.
Hal itu diungkapkan Mardiono mengomentari isu reshuffle di kabinet Jokowi-Maruf Amin.
BACA JUGA: Isu Reshuffle Kabinet Menguat Lagi, Begini Reaksi Sultan Najamudin
Menurut dia, komunikasi dengan Jokowi hanya berkaitan dengan rencana penggabungan Kementerian Riset dan Teknologi (Kemenristek) ke Kemendikbud.
"Belum. Belum ada (permintaan pendapat dari Jokowi tentang menteri baru), kecuali yang penggabungan, ya. Penggabungan (Kemenristek ke Kemendikbud) itu," ujar Mardiono ditemui di kantor DPP PKS, Jakarta Selatan, Rabu (14/4).
BACA JUGA: Akun Resmi Ustaz Abdul Somad Hilang dari Fanpage Facebook, Kok Bisa?
Politikus Partai Persatuan Pembangunan (PPP) itu mengatakan tugasnya tidak mengurus tentang menteri-menteri di kabinet Indonesia Maju.
"Saya Wantimpres, saya tidak di operasional," beber dia.
BACA JUGA: Hati-Hati, Jangan Salah Unduh Aplikasi SIM Online, Bukan SINAR, Tetapi Ini..
Wacana resuffle mulai mengemuka setelah muncul peryataan Tenaga Ahli Kantor Staf Presiden (KSP) Ali Mochtar.
Menurut dia, Presiden Jokowi bakal melantik dua menteri baru.
"Presiden insyaallah akan melantik menteri baru," kata Ngabalin di akun Twitter @AliNgabalinNew, Rabu (14/4). Ngabalin telah memperbolehkan tulisannya di Twitter untuk dipublikasikan.
Namun, terkait siapa saja Menteri yang akan dilantik, Ngabalin pun menyebut ada Menteri Dikbud/Ristek dan Menteri Investasi/Kepala BPKM.
Sebab, kata dia, Presiden Jokowi yang memiliki hak prerogatif menunjuk menteri. Dia pun meminta publik menunggu keputusan eks Gubernur DKI Jakarta itu tentang resuffle.
"Adakah menteri-menteri lain yang akan dilantik, kapan dan siapa para beliau itu? Wallahualam bissawab. Itu hak prerogatif presiden dan tunggu," beber Ngabalin. (ast/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pesan Anggota Wantimpres Sidarto Saat Bertemu Irjen Fadil Imran
Redaktur & Reporter : Aristo Setiawan