jpnn.com, JAKARTA - Wakil Ketua Komisi I DPR Abdul Kharis Almasyhari merespons rencana Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto mengirim taruna Akademi Militer (Akmil) untuk belajar ke Malaysia dan Amerika Serikat (AS).
Kharis mengaku belum mengetahui maksud Prabowo mengirimkan taruna itu apakah untuk pertukaran pelajar atau lainnya. Politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu mengatakan kalau untuk waktu singkat, kerja sama dalam bentuk pertukaran taruna untuk belajar mungkin dilakukan. Namun, kata dia, tidak mungkin selama jadi taruna disekolahkan ke luar negeri.
BACA JUGA: Apa Hasil Pertemuan Menhan Prabowo dengan Anwar Ibrahim di Malaysia?
“Tidak mungkinlah, empat tahun terus di luar semua. Karena fungsi pendidikan taruna kan untuk menggembleng semangat korsa dan patriotisme, nasionalisme, itu kan?” ujarnya di Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin (18/11).
Dia menegaskan belum tentu juga sekolah di mancanegara lebih baik dari yang ada di dalam negeri. Menurut dia, jangan menganggap di luar negeri pasti lebih baik. “Belum tentu, tergantung negara mana. Jangan memandang luar (negeri) pasti lebih baik, dong,” ungkapnya.
BACA JUGA: Suhendra Apresiasi Pertemuan Menhan Prabowo - Wali Nanggroe Aceh
Menurut Kharis, akan dilihat pula dari mana anggaran yang akan digunakan untuk mengirim taruna Akmil belajar ke luar negeri tersebut. Ia menyampaikan akan mempelajari terlebih dahulu statement yang disampaikan Prabowo tersebut. “Statement dia kan perlu kami pelajari dulu. Mau pakai anggaran mana segala macam kan kami perlu pelajari dulu,” kata mantan ketua Komisi I DPR ini.
Dia mengaku saat rapat kerja kemarin, Prabowo tidak menyampaikan rencana mengirim taruna itu kepada para anggota komisi yang membidangi pertahanan tersebut. Karena itu, Kharis menegaskan, pihaknya akan mempertanyakan kepada Prabowo dalam rapat kerja selanjutnya.
BACA JUGA: Menhan Prabowo Subianto Tidak Kelihatan di Rakornas Indonesia Maju
Menurut Kharis, kemungkinan rapat kerja akan digelar setelah masa reses. “Iya, tetapi kalau nanti dipandang perlu mungkin akan kami panggil lagi,” ungkapnya. (boy/jpnn)
Video Pilihan :
Redaktur & Reporter : Boy