"Dari dua kali rapat kerja masing-masing dengan kepolisian dan kejaksaan, terlihat jelas bahwa substansi pertanyaan yang diajukan oleh para anggota Komisi III terkait kasus dugaan kriminalisasi KPK, sangat lemah dan jauh dari harapan masyarakat," kata Yunarto Wijaya di Jakarta, Senin (9/11).
Fakta ini menurutnya, tidak bisa dipertahankan lebih lama lagi, karena akan mencederai fungsi dan tugas-tugas institusi DPR secara keseluruhan"Kalau dibiarkan, saya yakin target minimal produktifitas DPR dalam memproses RUU jadi UU dan hadirnya legislatif sebagai institusi penyeimbang, akan tetap jadi angan-angan," kata Yunarto pula.
Menyikapi riuh-rendahnya tepuk tangan para anggota Komisi III sebagai isyarat dukungan politis kepada Polri di hampir setiap akhir pernyataan Kapolri Jendral Bambang Hendarso Danuri, Yunarto menilai sikap itu sebagai tindakan orang-orang yang lupa akan posisinya sebagai wakil rakyat
BACA JUGA: Muhaimin Belum Putuskan Agenda Muktamar
"Mayoritas anggota Komisi III hanyut dalam strategi pencitraan yang tengah dibangun kepolisian, dan lupa terhadap fungsi dan tugas DPR sebagai wakil rakyat," imbuhnya.Kalau saja para anggota dewan itu sadar bahwa posisinya adalah wakil rakyat, lanjut Yunarto pula, aksi tepuk tangan pasti mereka hentikan, karena tidak satupun di antara rakyat yang memilih mereka untuk mengamanatkan mendukung atau tidak mendukung siapa pun penyelenggara negara
BACA JUGA: Politisi Senayan Desak Rombak Polri-Kejagung
Itu yang diinginkan rakyatYunarto juga mengungkap kekesalannya di saat salah seorang anggota Komisi III DPR menyatakan dirinya tidak rela kepolisian diobok-obok
BACA JUGA: Jangan Salah Pilih Ketua
"Pertanyaan kita, siapa yang mau mengobok-obok kepolisian? Yang terjadi saat ini adalah rakyat bereaksi ketika rasa keadilannya terusikTudingan itu jelas-jelas mengkhianati rakyat," ujarnya(fas/JPNN)BACA ARTIKEL LAINNYA... Kembalikan Kejayaan Golkar di Sulawesi
Redaktur : Tim Redaksi