jpnn.com, PANDEGLANG - Wakil Ketua Komisi VIII Tb Ace Hasan Syadzily mengapresiasi terobosan Menteri Sosial Tri Rismaharini yang merealisasikan lumbung sosial di kawasan bencana, termasuk di Kabupaten Pandeglang.
Ace menyatakan lumbung sosial merupakan solusi yang patut didukung untuk memastikan warga tetap mendapatkan dukungan terhadap kebutuhan sosial selama bencana terjadi.
BACA JUGA: Kemensos Kucurkan Rp 1 Miliar untuk Bangun Rumah Warga Baduy Pasca Kebakaran
“Lumbung sosial ini penting untuk memastikan warga yang terputus akses transportasinya, tetap mendapatkan dukungan terhadap kebutuhan sosialnya,” katanya di Pandeglang (21/01).
Ace menilai keberadaan lumbung sosial di Pandeglang perlu ditambah.
BACA JUGA: Kemensos Realisasikan Anggaran 97,42 Persen pada 2021, Komisi VIII Beri Apresiasi
Pasalnya, akses di Pandeglang tidak mudah antarsatu dengan wilayah lain.
“Di Kecamatan Sumur, misalnya, menurut saya setidaknya minimal tiga lumbung sosial. Sebab, akses dari Sumur ke Pandeglang itu jauh dan tidak mudah,” katanya.
BACA JUGA: Sekjen Kemensos Diusir dari Ruang Rapat Komisi VIII DPR, Ternyata Ini Pemicunya
Komisi VIII memastikan akan memberikan dukungan dalam penguatan lumbung sosial, baik untuk pemerintah pusat maupun pemerintah daerah.
“Kami pastikan DPR akan memberikan dukungan,” kata Ace.
Dirjen Perlindungan dan Jaminan Sosial Kemensos Pepen Nazaruddin menyatakan Kemensos mendorong Pemkab Pandeglang untuk mendirikan lumbung sosial.
Sejauh ini, Pemkab Pandeglang telah menentukan tujuh lokasi untuk lumbung sosial.
“Dari tujuh lokasi lumbung sosial, sebanyak dua sudah didirikan dengan dukungan APBD. Sementara Ibu Bupati mengusulkan lagi lima dengan didukung APBN. Kemensos sedang mengkaji usulan tersebut, dan dalam waktu secepatnya akan kami berikan respon,” kata Pepen.
Pada kesempatan tersebut, secara simbolik diserahkan bantuan sebesar Rp 249.614.377. Yakni berupa bantuan sembako 500 paket dan bantuan lumbung sosial.
Pepen menilai lumbung sosial menjadi salah satu kebijakan umum Mensos dalam membantu kelangsungan hidup masyarakat yang terkena dampak bencana. Pendirian lumbung sosial sangat bergantung pada kondisi geografis dan kebutuhan daerah.
Oleh karena itu pendekatannya bukan lagi administratif melainkan lebih ke kondisi geografis, yakni di area yang memang rawan bencana.
Pepen menyebut lumbung sosial tidak hanya berisi kebutuhan logistik dan makanan.
Namun, juga beberapa kebutuhan yang menopang kelangsungan kehidupan sosial masyarakat terdampak bencana.
Selain berisi bahan makanan, juga disiapkan di antaranya genset, bahan bakar, perahu karet, penjernih air, pompa air, tenda, dan kebutuhan bahan pokok.
"Ketersediaan bahan kebutuhan sosial membuat warga di daerah rawan bencana yang terputus aksesnya, tetap bisa bertahan hidup dalam waktu tertentu," ungkap Pepen.
Menurut Pepen, masyarakat bisa dibantu sambil menunggu bantuan datang.
"Kemensos mempersilakan pemerintah daerah untuk menentukan titik ordinat lumbung sosial," tegas Pepen.(jpnn)
Redaktur & Reporter : Elvi Robia