jpnn.com, JAKARTA - Wakil Ketua Komisi X DPR RI Abdul Fikri Faqih meminta Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemen Parerkraf) mengembangkan potensi desa wisata yang masih luput dari perhatian pemerintah.
“Pertumbuhan rural tourism itu malah tumbuh enam persen menurut UNWTO. Kita jangan sampai kehilangan kesempatan untuk mengambil peluang ini, membangkitkan pariwisata setelah dihajar pandemi,” kata Fikri saat rapat pembahasan anggaran dengan Menparekraf, Wishnutama Kusubandio di DPR Rabu (23/9).
BACA JUGA: Ruhut Sitompul Mengingatkan Gatot Nurmantyo tentang Peristiwa 29 September 2017
Menurut Fikri, selama ini mancanegara mengenal Indonesia dengan wisata pedesaannya baru dalam hitungan jari. “Hanya empat desa yang sudah mendunia, dua di Bali, dan dua di Yogyakarta,” tukasnya.
Legislator PKS ini merujuk pada empat desa wisata di Indonesia yaitu Desa Pemuteran (Bali), Desa Penglipuran (Bali), Desa Wisata Nglanggeran (Yogyakarta), dan Desa Pentingsari (Yogyakarta) yang masuk dalam Top 100 Destinasi Berkelanjutan di Dunia versi Global Green Destinations Days (GGDD).
BACA JUGA: Pesan Serius Keponakan Jenderal M Panggabean untuk Gatot Nurmantyo
Keempat desa wisata itu berhasil mendunia berkat upaya dan kearifan lokal warganya yang kompak mempertahankan konservasi lingkungan dan budaya.
“Jadi jangan anggap remeh masalah lingkungan. Kita mestinya menjadikan isu pembangunan berkelanjutan tersebut dalam pengembangan desa-desa wisata lainnya,” ucap politikus asal Jawa Tengah ini.
BACA JUGA: Firli Bahuri Terbukti Bersalah, Ini Komentar Herman Herry
Fikri menegaskan perlunya pengarusutamaan isu lingkungan, khususnya ke dalam perencanaan pembangunan masyarakat pedesaan. Apalagi 90 persen wilayah NKRI adalah desa, sehingga jika sepertiganya saja bisa kembangkan dalam pariwisata berkelanjutan, itu akan menguatkan level pariwisata Indonesia secara global.
Karenanya, Fikri meminta Menparekraf Wishnutama memfokuskan kebijakan kepada pembangunan pariwisata. Khususnya di pedesaan, mengacu pada panduan UNWTO tentang destinasi wisata yang berkualitas (Quality Destination).
“Termasuk di dalamnya adalah respect for the environment and human heritage (lingkungan dan warisan budaya),” kata Fikri.
Selain itu, dia menekankan pentingnya pengelolaan manajemen destinasi di desa wisata dalam rangka menuju kualitas yang diharapkan.
“Perlu adanya koneksi dan kerja sama yang baik antarinstansi pemerintah, dalam hal ini antara Kemen Parekraf dengan Kementerian Desa, Daerah Tertinggal dan Transmigrasi untuk mewujudkan pembangunan desa wisata berkelanjutan,” pungkas Fikri.(jpnn)
Yuk, Simak Juga Video ini!
Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam