Komitmen Pemerintah soal Hilirisasi Mineral Dinilai Masih Tanda Tanya

Selasa, 11 April 2023 – 12:43 WIB
Anggota Komisi VII DPR RI, Fraksi PKS, Mulyanto mengatakan komitmen pemerintah terkait hilirisasi mineral ini masih tanda tanya. Foto: Humas DPR

jpnn.com, JAKARTA - Anggota Komisi VII DPR RI, Fraksi PKS, Mulyanto mengatakan komitmen pemerintah terkait hilirisasi mineral ini masih tanda tanya.

Sebab, Mulyanto menilai pemerintah masih mudah diatur oleh pengusaha dan mafia ekspor/impor minerba. Akibatnya nilai jual sumber daya alam nasional tidak bisa optimal.

BACA JUGA: Ingin Memiliki Tinggi Badan yang Ideal, Konsumsi 5 Vitamin dan Mineral Ini

"Pengusaha-pengusaha tambang sudah paham dengan kelemahan ini. Makanya mereka berani mengeluarkan sikap yang melawan UU, baik dalam bentuk pernyataan yang bersifat menakut-takuti maupun dengan pendekatan-pendekatan birokrasi lainnya," kata Mulyanto di Jakarta, Selasa (11/4).

Oleh karena itu, Mulyanto ragu Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan melaksanakan larangan ekspor konsentrat tembaga Juni 2023 nanti sesuai amanat UU No.3/2020 tentang Minerba.

BACA JUGA: Mengadu ke BEI dan OJK, Amanat KSB Minta IPO Amman Mineral Ditunda

"Meskipun dalam berbagai kesempatan Jokowi selalu bilang akan melarang ekspor mineral, termasuk konsentrat tembaga, tapi saya ragu beliau konsisten dengan pernyataannya," kata Mulyanto.

Menurutnya, seperti kebiasaan sebelumnya, jelang tenggat waktu pelaksanaan, Jokowi akan mengeluarkan kebijakan lain untuk merevisi aturan tersebut.

BACA JUGA: Bawa Bukti 80 Halaman, Amanat KSB Laporkan Amman Mineral ke PBB

Wakil Ketua Fraksi PKS DPR RI itu mencatat sekurangnya sudah delapan kali presiden sejak tahun 2014 melanggar UU No. 4/2009 tentang Minerba dan merelaksasi ekspor konsentrat tembaga, karena smelter belum dibangun. Sampai akhirnya UU-nya sendiri yang direvisi melaui UU No. 3/2020.

“Ini kan ibarat pepatah, buruk rupa cermin dipecahkan. Sepatu kesempitan kaki yang dipotong”, kata Mulyanto.

Selain itu, menteri-menteri terkait hilirisasi mineral akhir-akhir ini justru membuat statemen pemakluman dan terkesan melunak.

Para menteri terkait sepertinya “masuk angin”. Apalagi selama ini kebijakan Pemerintah kerap inkonsisten.

“Sementara itu dirjen di Kementerian ESDM yang mengurusi soal ini hampir satu tahun menjadi PLT Gubernur Babel, belum lagi meledak kasus korupsi tukin, yang melibatkan PLT Dirjen," singgung Mulyanto.

“Ini menjadi semakin runyam dan terbengkalai”, imbuh Mulyanto. (mcr10/jpnn)


Redaktur & Reporter : Elvi Robiatul

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler