Komitmen Prabowo untuk Pengembangan Energi Baru Terbarukan, PT HGI Siapkan Cara Ini

Sabtu, 26 Oktober 2024 – 06:55 WIB
PT HGI mengapresiasi perhatian besar pemerintah di sektor pengembangan energi baru terbarukan. Ilustrasi. Foto: dokumentasi PT HGI

jpnn.com, JAKARTA - Presiden ke-8 RI Prabowo Subianto memberikan arahan untuk memprioritaskan swasembada energi.

Arahan tersebut disampaikan Presiden Prabowo dalam Sidang Kabinet Paripurna Perdana pada Rabu (23/10).

BACA JUGA: Prabowo Optimistis Wujudkan Swasembada Pangan lewat Cetak Sawah Sejuta Hektare

Menurut Prabowo, potensi dan tantangan ke depan Indonesia harus menjadi perhatian penting, yaitu swasembada pangan dan swasembada energi, termasuk pengembangan energi baru terbarukan (EBT) yang lebih ramah lingkungan.

 "Swasembada energi, mutlak! Kita bersyukur punya sumber alam yang sangat besar. Kita sekarang tidak boleh ragu-ragu memanfaatkannya sebaik-baiknya,” tegas Prabowo pada Sidang Kabinet Perdana tersebut.

BACA JUGA: Luky Yusgiantoro Bicara Masa Depan Indonesia pada Era Energi Baru Terbarukan

Dalam sidang tersebut, orang nomor 1 di Indonesia itu meminta Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional(Bappenas) untuk memastikan semua program dan kegiatan di semua kementerian dan lembaga mempunyai kontribusi signifikan, terukur, dan saling bersinergi.

 Mencermati komitmen pemerintah, Direktur Utama PT Hero Global Investment Robin Sunyoto mengapresiasi perhatian besar pemerintah di sektor energi tersebut, khususnya pengembangan energi baru terbarukan.

BACA JUGA: Apresiasi Perubahan RUPTL, Gus Falah: NU Dukung Energi Baru Terbarukan

"Arah pemanfaatan sumber alam dengan pengembangan EBT seperti panas bumi (geothermal) dan air melalui pembangkit listrik tenaga air (PLTA) dan pembangkit listrik tenaga minihidro (PLTM) telah berada di posisi prioritas,” ujar Robin, Jumat (25/10).

PLTA merupakan pembangkit listrik tenaga air dengan kapasitas di atas 10 Mega Watt (MW).

Pembangkit listrik tenaga minihidro (PLTM) berkapasitas 1-10 MW, sedangkan mikrohidro berkapasitas di bawah 1 MW.

 PT Hero Global Investment atau HGI merupakan induk usaha yang berfokus pada pengembangan EBT melalui anak-anak usahanya, di antaranya Seluma Clean Energy (SCE) dan Bina Godang Energi (BGE).

“Kami siap bersinergi dengan pemerintah dalam meningkatkan bauran EBT dan mendukung target net zero emission pada 2060," tuturnya.

 Komitmen HGI

HGI merupakan perusahaan yang bergerak di sektor energi bersih yang menyediakan jasa pengembanglistrik swasta (independent power producer/IPP).

Pada saat itu, HGI melalui anak perusahaannya PT Seluma Clean Energy (SCE) mengelola PLTM Parmonangan-1 berkapasitas 9 MW dan PT Bina Godang Energi (BGE) yang mengelola PLTM Parmonangan-2 berkapasitas 10 MW.

Kedua PLTM itu berlokasi di Kabupaten Tapanuli Utara, Sumatera Utara.

Selanjutnya, HGI juga turut berinvestasi pada PT Pasadena Biofuels Mandiri yang mengelola Pembangkit Listrik Tenaga Biogas (PLTBg) Ujung Batu berkapasitas 3 MW berlokasi di Kabupaten Rokan Hulu, Provinsi Riau.

Robin menjelaskan HGI dengan visi memperluas cakupan energi baru terbarukan secara substansial,HGI berkomitmen terus meningkatkan kapasitas energi bersih untuk mendukung upaya pemerintah dalam meningkatkan bauran EBT.

"Kami memahami bahwa EBT berperan penting dalam proses transisi energi di Indonesia menuju ke arah berkelanjutan. HGI sebagai IPP energi baru terbarukan berkomitmen mendukung transisi energi bersih di Indonesia," ucap alumnus Monash University.

Menurut dia, HGI akan melakukan ekspansi pembangkit listrik energi baru terbarukan, terutama untuk hidro.

Pasalnya, kata dia, potensi hidro di Indonesia masih sangat besar. Untuk memanfaatkan potensi air tersebut, Robin menilai bahwa pemerintah perlu bersinergi dengan swasta untuk menarik investasi sektor EBT.

“Oleh sebab itu, HGI berkomitmen untuk meningkatkan investasi dalam pengembangan pembangkit listrik berbasis EBT di tanah air,” tuturnya.

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyatakan bahwa pengembangan listrik berbasis EBT sesuai komitmen Indonesia dalam Paris Agreement, dan target Net Zero Emission (NZE) di 2060 memerlukan setidaknya investasi sebesar USD 14,2 miliar untuk meningkatkan kapasitas listrik EBT menjadi 8,2 Giga Watt (GW).

Beberapa sumber-sumber energi terbarukan di Indonesia yang potensinya mencukupiseperti panas matahari (3.294 GW), angin (155 GW), air (95 GW), arus laut (63 GW), bahan bakar nabati (57 GW), dan panas bumi (23 GW). (mcr4/jpnn)


Redaktur : Sutresno Wahyudi
Reporter : Ryana Aryadita Umasugi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler