Komjen Setyo Ungkap Rencana Penyergapan Djoko Tjandra pada 2015

Senin, 23 November 2020 – 21:08 WIB
Djoko Tjandra. Foto ilustrasi: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Terpidana cessie Bank Bali Djoko Soegiarto Tjandra pernah menjadi target tim gabungan dari empat lembaga penegak hukum karena diprediksi bakal pulang ke Indonesia.

Tim tersebut telah menyiapkan strategi untuk melakukan penyergapan terhadap terpidana yang lebih dikenal dengan nama Djoko Tjandra pada 2015 lalu, saat orang tuanya meninggal dunia.

BACA JUGA: Djoko Tjandra Sempat Terendus di Taiwan dan Korsel

Mantan Sekretaris NBC Interpol Komjen (Purn) Setyo Wasisto juga mengungkap bahwa dirinya ketika itu telah menerbitkan surat penangkapan untuk Djoko Tjandra.

Demikian diceritakan Setyo saat bersaksi dalam persidangan lanjutan kasus penghapusan red notice Djoko Tjandra dengan terdakwa Brigjen Pol Prasetijo Utomo di Pengadilan Tipikor Jakarta, Senin (23/11).

BACA JUGA: Bela Habib Rizieq, Ustaz Abdul Somad: Celaka Betul Orang yang Mengatakan soal Tidak Ada Penyambutannya

"Saya menyurat ke Ditjen Imigrasi pada 12 Februari 2015. Alasan saya membuat surat, karena mendapat laporan dari anggota, orang tua dari Djoko meninggal dan disemayamkan di rumah duka di Jakarta," kata Setyo.

Setyo menerangkan bahwa Djoko ketika merupakan buronan atau DPO (Daftar Pencarian Orang) dari Kejaksaan Agung.

BACA JUGA: Lihat Nih Tampang Jenderal Yusuf, Pengendali Rumah Produksi Sabu-sabu yang Dikelola Ustaz SA

Djoko juga memiliki dua identitas yang berbeda, pertama dari Indonesia dan kedua dari Papua Nugini.

"Kami juga mencantumkan ada dua identitas, karena kami mendapat ada adendum dari red notice (terkait) adanya identitas baru dari yang bersangkutan dan nomor paspor dari Papua Nugini," jelas Setyo.

Mengenai rencana penyergapan Djoko tersebut, mantan Kadiv Humas Polri ini telah menyatukan tim dari Interpol, Polri, Kejaksaan Agung dan Imigrasi.

"Kami ingat betul mendapat laporan pelaksanaan tugas kegiatan tersebut. Baik di rumah duka, pemakaman, maupun Bandara Halim. Ternyata nihil, tidak ditemukan," jelas Setyo.(tan/jpnn)

Video Terpopuler Hari ini:


Redaktur & Reporter : Fathan Sinaga

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler